Manado (ANTARA) - Pemerintah Kota  Bitung, Provinsi Sulawesi Utara  terus meningkatkan kewaspadaan penyakit polio dan migrasi malariah di daerah tersebut.

Wakil Wali Kota Bitung Maurits Mantiri di Bitung, Jumat, mengatakan hal ini merupakan respon dari Pemerintah Kota Bitung terhadap imbauan Pemerintah Pusat.

“Saya berharap, menindaklanjuti surat edaran Menteri Kesehatan tentang kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB) Vaccine Derived Polio Virus (VDPV) Tipe 2 yang perlu diwaspadai ini, membawa hasil yang positif," katanya.

Dia mengatakan mengingat polio merupakan salah satu wabah yang berbahaya, yang biasa dikenal dengan istilah lumpuh layu, seperti yang terjadi di Filipina.

Mantiri menambahkan, polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui makanan dan minuman dan telah terkontaminasi feses atau tinja penderita dan umumnya menyerang anak-anak.

Adapun gejala polio ditandai dengan rasa demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai bawah dan lengan.

Dia mengatakan satu dari 200 infeksi dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, dan lima sampai 10 persen penderita kelumpuhan mengalami kelumpuhan pada otot-otot pernapasan sehingga menyebabkan kematian.

Karena itu  melalui rakor ini semua yang diundang dapat meningkatkan Kewaspadaan terhadap KLB Polio VDPV Tipe 2 ini sebab kota Bitung yang terletak di ujung bibir Pasifik merupakan salah satu pintu masuk warga Filipina yang memiliki kekerabatan dengan kelompok-kelompok habitat warga Filipina (Special Community) di Bitung oleh karena mata pencaharian ataupun adanya ikatan perkawinan.

Pewarta : Jerusalem Mendalora

Copyright © ANTARA 2024