Manado (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado Fitri Latif mengatakan potensi perbankan syariah di Provinsi Sulawesi Utara sangat besar, tercermin dari minat nasabah atau masyarakat nonmuslim cukup tinggi.

"Perkembangan ekonomi syariah di Sulawesi Utara sangat potensial, khususnya dunia perbankan syariah," kata Fitri di Manado, Rabu.

Dia mengatakan bisa dilihat untuk nasabah perbankan syariah bukan hanya dominasi umat muslim, tapi antusias nasabah non-muslim juga sangat besar.

"Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian mahasiswa S1 IAIN Manado untuk skripsi mereka tentang nasabah bank syariah juga banyak yang non-muslim," katanya.

Dia menjelaskan nasabah bank syariah juga diminati oleh non-muslim dari sisi pembiayaannya atau kredit. Mereka meminati pinjaman di perbankan syariah karena cicilan per bulannya tetap, dengan mekanisme bagi hasil. Berbeda dengan bank konvensional yang cicilannya berfluktuasi mengikuti suku bunga yang berlaku umum.

Ia juga mengatakan kalau kartu kredit syariah itu harus berbeda jenisnya karena dalam perbankan syariah ada namanya akad (perjanjian) sesuai dengan maksud peminjaman uang. Jadi tidak seperti kartu kredit bank konvensional.

Ustad Faizal Sabaya mengatakan sistim ekonomi syariah lebih menguntungkan daripada merugikan masyarakat. Faktanya, salah satu contoh bahwa Bank Syariah BSM, BRI Syariah, Muamalat, dan sebagainya digandrungi bukan hanya pemeluk agama Islam namun juga agama lain di Sulawesi Utara.

"Sehingga, sangat penting dan berpotensi besar jika perbankan melakukan ekspansi bisnis syariah di Sulawesi Utara," jelasnya.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024