Manado (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara (Sulutgomalut) ingatkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beraktivitas di Sulawesi Utara (Sulut), agar menjaga kualitas kredit agar lebih baik, menyusul tingginya kredit bermasalah (non performing loan/NPL).

"Dilihat dari kualitas kreditnya, BPR di Sulut patut kerja keras mengingat angka kredit macet (NPL) mencapai dua digit," kata Kepala OJK Sulutgomalut Slamet Wibowo di Manado, Jumat.

Dia menjelaskan, NPL kredit modal kerja mencapai 15,45 persen dan kredit investasi 12,40 persen. Sementara, NPL kredit konsumtif mencapai 6,99 persen.

Slamet mengatakan dilihat dari penggunaannya, pinjaman yang disalurkan 18 BPR di Sulut masih didominasi oleh kredit konsumtif.

Data OJK Sulutgomalut per Juni 2019, angka kredit konsumtif BPR mencapai Rp741,22 miliar atau setara 68,30 persen dari total kredit tersalu, sementara, kredit produktif, yakni kredit modal kerja Rp280,32 miliar dan investasi Rp63,77 miliar.

Slamet Wibowo mengatakan, secara umum kinerja BPR di Sulut tergolong baik, NPL BPR secara umum posisi Juni 2019 mencapai 9,49 persen. "Kita dorong agar angkanya terus turun," kata Slamet .

Angka NPL yang baik akan mendorong perkreditan mampu meningkatkan kinerja BPR secara keseluruhan.

Slamet optimistis NPL akan membaik. BPR yg memiliki NPL tinggi sudah menyusun 'action plan' atau rencana tindak lanjut.

Aksinya meliputi mengaktifkan penagihan, membentuk tim penagihan, eksekusi agunan, lelang agunan dan lain sebagainya," katanya.

Kemudian, kata dia, untuk menjaga kualitas kredit, BPR agar tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian.

Dimana, perlu analisa yang baik termasuk pengecekan di data SLIK (Sistem Layanan Informasi Konsumen) sebelum memberikan kredit.

"Juga terus mendidik tenaga account officernya sehingga mampu menganalisa kredit dengan baik," katanya.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024