Manado (ANTARA) - Realisasi kredit konsumtif yang disalurkan perbankan di Sulawesi Utara (Sulut) hingga semester I-2019 mencapai Rp22,78 triliun.

"Kredit konsumtif masih mendominasi penyaluran pinjaman di Sulut yang mencapai Rp38,66 triliun," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut, Gorontalo, dan Maluku Utara (SulutGomalut) Slamet Wibowo di Manado, Selasa.

Karena itu, Slamet mengatakan , perbankan didorong untuk menyalurkan kredit produktif lebih banyak lagi.

Data di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut menyebutkan per 30 Juni, angka kredit modal kerja yang disalurkan perbankan di Sulut mencapai Rp10,30 triliun.

Kemudian, kredit investasi Rp5,58 triliun atau setara 14,45 persen, sedangkan kredit konsumtif mencapai Rp22,78 triliun dengan rasio 58,9 persen. "Kredit produktif dampaknya lebih besar. Ada multiplier effect-nya," katanya.

Katanya, khusus bank pembangunan daerah atau yang berkantor pusat di Sulut, OJK memonitor pencapaian dalam rencana bisnisnya.

"Bagi bank-bank yang berkantor pusat di luar Sulut kewenangan monitoring rencana bisnis ada di kantor pusat," jelasnya.

Meski begitu, OJK bisa memberikan arahan agar mereka fokus juga ke sektor produktif.

Menurut dia, pasar kredit produktif harus terus dikembangkan melalui pemberdayaan pelaku usaha yang dikoneksikan dengan kredit produktif seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan pembiayaan mikro.

Direktur Pemasaran Bank Sulut Gorontalo (SulutGo), Mahmud Turuis mengatakan, pihaknya terus mendorong angka kredit produktif.

Sejauh ini, pencapaian kredit produktif Torang pe Bank baru di angka 12 persen, sedangkan target yang ditetapkan OJK, minimal 35 persen.

Upaya yang dilakukan Bank SulutGo ialah dengan mengagas kolaborasi dengan perusahaan Peer to Peer (P2P) Fintech Lending.

"Kolaborasi dengan fintech memperluas jangkauan kredit kami, khususnya produktif. Fintech bisa mengakses pasar UMKM yang sebelumnya tak bisa kami jangkau," jelasnya.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024