Semarang (ANTARA) - Sejumlah peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2019 asal Sulawesi Utara mengagumi budaya Jawa dari kunjungannya ke berbagai tempat di Jawa Tengah.

"Saya paling terkesan waktu bikin batik di Candi Borobudur," kata Agnes Malangkay (15), peserta SMN asal Sulut, di Semarang, Senin (19/8).

Di sela bedah buku "Bingkai Anak Negeri" karya peserta SMN 2018, siswi SMA Negeri 3 Manado itu mengaku baru pertama kali memegang canting untuk membatik.

Buku tersebut adalah tulisan kenang-kenangan peserta SMN tahun lalu dari kunjungannya ke berbagai daerah di Jateng, mulai budaya, wisata, hingga makanan khasnya.

Selama tujuh hari berkunjung ke berbagai lokasi di Jateng, Agnes sudah mencatatkan kesan demi kesannya sebagai "bekal" untuk bahan buku serupa kenang-kenangannya sebagai peserta SMN 2019.

"Rencananya mau ngangkat soal budaya. Pertama, karena budaya Jawa bagus. Kedua, saya suka budaya, terutama tarinya," kata gadis yang juga hobi menari itu.

Senada, Roland R Tabundia (15) dari SMA El Shaddai Manado mengaku sudah lama mengagumi Candi Borobudur meski selama ini hanya bisa melihatnya dari layar kaca.

Melalui program SMN 2019, dia berkesempatan menyaksikan warisan budaya nenek moyang itu secara langsung sehingga semakin membuatnya takjub.

"Kagum sama budaya di Jawa, masyarakatnya. Halus sekali, bagus menurut saya," katanya.

Saking takjubnya, dia sudah menabung bahan tulisan yang akan ditulisnya untuk buku kenang-kenangan SMN 2019.

Bahkan, Roland mengaku sudah menyiapkan judul tulisannya, yakni "Impian tak akan selalu menjadi impian" yang terinspirasi dari impiannya berkunjung ke Candi Borobudur.

Sebanyak 23 siswa asal Sulsel, dua di antaranya siswa berkebutuhan khusus, melakukan pertukaran pelajar dengan daerah Jateng melalui program SMN 2019.

Dalam bedah buku yang dipandu Kepala LKBN Antara Biro Jateng Achmad Zaenal M, dua pembicara dihadirkan, yakni pewarta senior Antara Nur Istibsaroh dan pengusaha muda Shoraya Lolyta Octaviana.

Oleh Nur Istibsaroh, peserta dibekali tips dan trik menulis, dipadu motivasi dan semangat yang disampaikan Shoraya melalui kisah hidupnya dari keluarga tidak mampu sampai jadi seperti sekarang

Pewarta : Mahmudah/Zuhdiar Laeis
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024