Manado (ANTARA) - Kinerja ekspor Sulawesi Utara (Sulut) yang mengalami penurunan mendorong ekonomi daerah tersebut mengalami koreksi di triwulan II tahun 2019.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan dari sisi pengeluaran melambatnya pertumbuhan ekonomi Sulut pada Triwulan II 2019 terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan pembentukan modal bruto (PMTB) dan kontraksi ekspor yang lebih dalam di tengah menguatnya konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. 

Dia mengatakan PMTB Sulawesi Utara Triwulan II 2019 tumbuh sebesar 3,41 persen (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,44 persen (yoy). 

Perlambatan pertumbuhan PMTB tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan konstruksi. Hal tersebut juga sejalan dengan melambatnya realisasi investasi baik yang bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sepanjang Triwulan II 2019, serta belum maksimalnya belanja modal pemerintah provinsi hingga Triwulan ll 2019. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2019 terhadap triwulan II-2018 (yon-y) terjadi hampir pada semua komponen, kecuali Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami penurunan sebesar 8,99 persen. 

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 9,78 persen; diikuti komponen Pengeluaran
Konsumsi Lembaga Non Profit Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 7,07 persen, dan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 6,07 persen.

Struktur PDRB Sulut menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2019 masih didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), serta Ekspor Barang dan Jasa.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara triwulan II-2019 (y-on-y), komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 2,86 persen. 

Untuk sumber pertumbuhan tertinggi kedua yaitu komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 1,68 persen. 

"Hal ini terjadi karena adanya peningkatan belanja pemerintah, sehubungan dengan peningkatan jumlah PNS dan kenaikan gaji PNS, TNI, Polri dan Pensiunan dibanding tahun 2018," jelasnya. 
Sementara itu komponen PMTB memberikan sumber pertumbuhan sebesar 1,22 persen yang terjadi karena masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Utara. 

Perekonomian Sulawesi Utara berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2019 mencapai Rp31,37 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp21,53 triliun.

Ekonomi Sulawesi Utara triwulan II 2019 tumbuh 5,48 persen (y-on-y). Secara kumulatif, ekonomi Sulawesi Utara semester I 2019 dibandingkan semester I 2018 tumbuh sebesar 6,02 persen.

 

Pewarta : Jerusalem Mendalora
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024