Minahasa Tenggara, Sulut (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara Made Alit mengakui saat ini 22 kelompok lumbung masih kesulitan dalam pengelolaan cadangan beras.

"Saat ini masalah yang dihadapi oleh kelompok lumbung di daerah kami yakni masih kesulitan dalam mengolah cadangan beras," katanya di Ratahan.

Dia mengungkapkan alasan kesulitannya kelompok lumbung melakukan pengelolaan cadangan beras tersebut karena hasil panen kebanyakan langsung dijual petani."

Ini dikarenakan para petani lebih memilih untuk menjual langsung hasil panennya ke pasar, dibandingkan harus ke kelompok lumbung," ujarnya.

Hal tersebut menurut Made membuat pihaknya kesulitan untuk mendata angka pasti cadangan beras yang ada di daerah, setelah panen.

"Ini berdampak pada kesulitan kami mendapat angka pasti cadangan beras di daerah," katanya. 

Lebih lanjut katanya, dalam perhitungan cadangan beras pihaknya hanya menggunakan perhitungan mendapatkan produksi beras hasil konversi 60 % dari  jumlah produksi gabah kering giling.

"Perhitungannya kemudian setelah dikonversi, dihitung berapa jumlah konsumsi per kapita untuk mendapatkan jumlah cadangan beras daerah," katanya.

Ia mencontohkan jika, produksi gabah kering giling sampai Juli 2019 30.000 ton, setelah dikonversi ke beras jumlahnya menjadi sekira 20.000 ton.***1***

Pewarta : Arthur Ignasius Karinda

Copyright © ANTARA 2024