Wonosoibo (ANTARA) - Satuan Lalu Lintas Polres Wonosobo mencanangkan Gelora Transportasi Sehat Merakyat (TSM), yakni setiap hari Sabtu seluruh personel dilarang mengendarai sepeda motor atau mobil pribadi saat bertugas.
Kasat Lantas Polres Wonosobo, AKP Putri Noer Cholifah di Wonosobo, Sabtu, mengatakan seluruh anggota Satlantas, diwajibkan ke kantor atau ke tempat tugas menggunakan kendaraan umum, sepeda kayuh, atau berjalan kaki.
"Kalau yang tidak terlalu jauh jarak rumah ke kantor bisa jalan kaki, kan lebih meneyehatkan," katanya.
Ia menuturkan alasan di balik program Gelora TSM, antara lain untuk mengajak masyarakat mengurangi kemacetan, akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi.
"Misalnya, satu mobil untuk satu orang. Sementara, satu bus mini bisa diisi oleh 20 orang. Banyangkan, potensi kepadatan kendaraan yang dapat dikurangi. Apalagi lahan parkir di Wonosobo ini terbatas," katanya.
Di samping itu, langkah ini juga untuk mengurangi polusi udara, karena asap kendaraan bermotor. Wilayah Wonosobo, mayoritas kualitas udaranya memang bagus. Namun, di wilayah perkotaannya tingkat polusi sudah cukup tinggi.
"Terasa sudah agak panas, karena tinggi polusi udara," katanya.
Manfaat lain dari Gelora TSM, yakni untuk menyehatkan anggota Satlantas. Hal itu jika anggota memilih beraktivitas menggunakan sepeda kayuh atau bahkan berjalan kaki.
"Kita ini banyak yang tidak sempat olahraga karena terlalu sibuk, ini berolahraga di sela-sela aktivitas kerja," katanyanya.
Ia menuturkan bila ada anggota Satlantas yang tidak menggunakan TSM di hari Sabtu, maka ada sanksi yang telah menanti.
"Push up 25 kali, bagi yang melanggar. Tetapi Alhamdulullah, ini tadi semua tidak ada yang melanggar," katanya.
Seorang anggota Sat Lantas, Brigadir Hari, juga mengaku memilih menggunakan sepeda untuk berangkat ke kantor dan juga titik pengaturan lalu lintas.
"Jarak rumah ke kantor sekitar delapan kilometer, tadi saya tempuh dalam waktu 20an menit. Sementara dari kantor ke tempat tugas mengatur lalu lintas hanya dua kilometer," katanya.
Sementara, Bripka Widi lebih memilih berjalan kaki, meskipun jarak antara rumah ke kantornya sekitar dua kilometer.
"Sekalian olahraga, biar sedikit berkeringat dan menyehatkan," katanya.
Brigadir Rori, anggota unit Pengaturan Penjagaan Pengawalan dan Patroli (Turjawali) Sat Lantas Polres Wonosobo menyatakan tidak canggung naik angkutan kota (angkot), saat berangkat ke kantor.
"Sembari berangkat ngator sekalian bercengkrama dengan masyarakat, yang sama-sama menggunakan angkot. Biar tidak ada kesan polisi itu menakutkan di mata masyarakat. Kan kita ini sebagai pelayan masyarakat," katanyanya.
Kasat Lantas Polres Wonosobo, AKP Putri Noer Cholifah di Wonosobo, Sabtu, mengatakan seluruh anggota Satlantas, diwajibkan ke kantor atau ke tempat tugas menggunakan kendaraan umum, sepeda kayuh, atau berjalan kaki.
"Kalau yang tidak terlalu jauh jarak rumah ke kantor bisa jalan kaki, kan lebih meneyehatkan," katanya.
Ia menuturkan alasan di balik program Gelora TSM, antara lain untuk mengajak masyarakat mengurangi kemacetan, akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi.
"Misalnya, satu mobil untuk satu orang. Sementara, satu bus mini bisa diisi oleh 20 orang. Banyangkan, potensi kepadatan kendaraan yang dapat dikurangi. Apalagi lahan parkir di Wonosobo ini terbatas," katanya.
Di samping itu, langkah ini juga untuk mengurangi polusi udara, karena asap kendaraan bermotor. Wilayah Wonosobo, mayoritas kualitas udaranya memang bagus. Namun, di wilayah perkotaannya tingkat polusi sudah cukup tinggi.
"Terasa sudah agak panas, karena tinggi polusi udara," katanya.
Manfaat lain dari Gelora TSM, yakni untuk menyehatkan anggota Satlantas. Hal itu jika anggota memilih beraktivitas menggunakan sepeda kayuh atau bahkan berjalan kaki.
"Kita ini banyak yang tidak sempat olahraga karena terlalu sibuk, ini berolahraga di sela-sela aktivitas kerja," katanyanya.
Ia menuturkan bila ada anggota Satlantas yang tidak menggunakan TSM di hari Sabtu, maka ada sanksi yang telah menanti.
"Push up 25 kali, bagi yang melanggar. Tetapi Alhamdulullah, ini tadi semua tidak ada yang melanggar," katanya.
Seorang anggota Sat Lantas, Brigadir Hari, juga mengaku memilih menggunakan sepeda untuk berangkat ke kantor dan juga titik pengaturan lalu lintas.
"Jarak rumah ke kantor sekitar delapan kilometer, tadi saya tempuh dalam waktu 20an menit. Sementara dari kantor ke tempat tugas mengatur lalu lintas hanya dua kilometer," katanya.
Sementara, Bripka Widi lebih memilih berjalan kaki, meskipun jarak antara rumah ke kantornya sekitar dua kilometer.
"Sekalian olahraga, biar sedikit berkeringat dan menyehatkan," katanya.
Brigadir Rori, anggota unit Pengaturan Penjagaan Pengawalan dan Patroli (Turjawali) Sat Lantas Polres Wonosobo menyatakan tidak canggung naik angkutan kota (angkot), saat berangkat ke kantor.
"Sembari berangkat ngator sekalian bercengkrama dengan masyarakat, yang sama-sama menggunakan angkot. Biar tidak ada kesan polisi itu menakutkan di mata masyarakat. Kan kita ini sebagai pelayan masyarakat," katanyanya.