Manado (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut) berupaya untuk terus memacu indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan di Provinsi Sulut.

Kepala OJK Sulutgomalut Slamet Wibowo di Manado, Kamis, mengatakan, secara nasional memang indeks literasi dan inklusi keuangan masih rendah di tahun 2016, dan berharap di tahun 2019 ini sudah mengalami peningkatan.

"Kami mendorong Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) agar terus mensosialisasikan fungsi dan peranan lembaga keuangan kepada masyarakat," kata Slamet.

Menurut dia, baik pihak perbankan maupun lembaga keuangan non-bank diharapkan untuk terus gencar bersosialisasi karena sejauh ini, indeks literasi dan inklusi keuangan Sulut relatif masih di bawah target.

Ia memaparkan, berdasarkan hasil Survei Indeks Literasi dan Inklusi tahun 2016, tercatat Indeks Literasi Keuangan Sulut 28,7 persen dan Indeks Inklusi Keuangan 68,4 persen.

Secara nasional, indeks literasi keuangan pada tahun yang sama adalah sebesar 29,7 persen dan inklusi keuangan mencapai 67 persen. Diharapkan, indeks literasi keuangan secara nasional dapat mencapai 35 persen dan inklusi keuangan mencapai 75 persen.

Slamet Wibowo menjelaskan bahwa indeks literasi keuangan menggambarkan seberapa paham masyarakat tentang industri jasa keuangan, jenis, layanan dan produknya.

Sedangkan indeks inklusi keuangan menggambarkan seberapa besar akses masyarakat terhadap produk dan layanan yang ditawarkan PUJK.

"Semakin tinggi indeks semakin baik. Meskipun begitu, semakin tinggi indeks literasi keuangan bukan berarti indeks inklusi keuangan juga naik," katanya.

Begitu juga sebaliknya, ujar dia, bahwa semakin tinggi indeks inklusi keuangan juga bukan berarti bahwa masyarakat juga memiliki indeks literasi keuangan yang juga bagus.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024