Manado (ANTARA) - Sulawesi Utara (Sulut) dalam waktu dekat akan mengekspor berbagai komoditas seperti produk kelapa dan turunannya juga jagung ke Filipina melalui Kapal roro.

"Hal ini dilakukan menyusul jalur pelayaran Bitung-Davao akan kembali dibuka pada bulan Juli 2019," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Jenny Karouw di Manado, Rabu.

Dia mengatakan tahun 2017 sempat dilayani oleh kapal Roro Super Shuttle 12. Namun rute pelayaran tersebut hanya sempat aktif beberapa kali dan kemudian terhenti karena kurangnya komoditi yang akan diangkut.

Dia mengatakan, kapal yang digunakan dahulu adalah kapal roro yang ukurannya besar, yakni 500 teus. Dan kali ini, kapal yang akan digunakan ukurannya lebih kecil, yakni sekitar 200 teus.

"Untuk komoditas yang akan diangkut pada pelayaran awal Juli nanti adalah produk kelapa dan turunannya serta jagung. Jagung merupakan bahan baku untuk dijadikan bir asal Filipina,” ujarnya.

Ia mengatakan, kendala yang dihadapi tahun 2017 lalu sehingga pelayaran hanya berlangsung beberapa kali adalah komoditas yang akan diangkut belum banyak.

Hal ini disebabkan Pelabuhan Bitung belum memiliki izin untuk mengekspor ataupun mengimpor semua jenis barang.

“Jenis barang yang bisa diekspor ataupun diimpor melalui pelabuhan Bitung hanya bebera saja. Namun atas perjuangan Gubernur, sejak tahun lalu Kementerian Perdagangan sudah memberikan izin terhadap pelabuhan Bitung untuk dapat mengekspor semua jenis barang,” katanya.

Namun ternyata, katanya, saat ini ada kendala lain yang dihadapi. Walaupun pelabuhan Bitung sudah mendapat izin dari Kementerian Perdagangan untuk mengekspor ataupun mengimpor semua jenis barang, namun untuk komoditas pertanian belum mendapat izin dari Kementerian Pertanian.

“Hal ini menyebabkan impor komoditas pertanian dari Filipina belum bisa masuk ke Bitung," jelasnya.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024