Tomohon, Sulut (ANTARA) - Bimas Katolik Kemenag Agama menyelenggarakan rekoleksi bagi siswa SMA Seminari Santu Fransiskus Xaverius Kakaskasen berlangung di Panti Semadi Tomohon, Rabu (12/6).
"Rekoleksi kali ini mengambil tema Menjadi Seminaris Calon Imam yang Tangguh dalam Era Millenial," kata Kepala Kemenag Tomohon yang diwakili oleh Kasie Katolik, Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd.
Foto rangkaian kegiatan rekoleksi Seminari Kakaskasen Tomohon (1)
Adapun materi yang dijadikan bahan refleksi bagi seminaris, kata Lastiko yakni penguatan lembaga pendidikan keagamaan katolik dalam konteks moderasi beragama, peranan seminaris calon imam menghadapi penyalahgunaan narkoba, dan seminaris calon imam yang tangguh di era millenial.
Ketua Panitia Rekoleksi, Jufensius Rettob, SS dalam laporannya mengatakan rekoleksi terselenggara atas kerja sama Seminari dan Bimas Katolik Kemenag Tomohon diiikuti 80 siswa Seminar Kakaskasen.
Siswa Seminari serius mendengarkan materi dari narasumber
Turut hadir dalam acara pembukaan, Rektor/Kepala Seminari kakaskasen, Pastor Hady Untu, SS,M. Pd, dengan menghadirkan fasilitator dan narasumber, Angel Pontoh, SS, Pastor Hady dan Lastiko Runtuwene.
Foto rangkaian kegiatan rekoleksi Seminari Kakaskasen Tomohon (1)
"Rekoleksi kali ini mengambil tema Menjadi Seminaris Calon Imam yang Tangguh dalam Era Millenial," kata Kepala Kemenag Tomohon yang diwakili oleh Kasie Katolik, Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd.
Adapun materi yang dijadikan bahan refleksi bagi seminaris, kata Lastiko yakni penguatan lembaga pendidikan keagamaan katolik dalam konteks moderasi beragama, peranan seminaris calon imam menghadapi penyalahgunaan narkoba, dan seminaris calon imam yang tangguh di era millenial.
Ketua Panitia Rekoleksi, Jufensius Rettob, SS dalam laporannya mengatakan rekoleksi terselenggara atas kerja sama Seminari dan Bimas Katolik Kemenag Tomohon diiikuti 80 siswa Seminar Kakaskasen.
Turut hadir dalam acara pembukaan, Rektor/Kepala Seminari kakaskasen, Pastor Hady Untu, SS,M. Pd, dengan menghadirkan fasilitator dan narasumber, Angel Pontoh, SS, Pastor Hady dan Lastiko Runtuwene.