Jakarta (ANTARA) - Anggota Satuan Tugas Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Romo Benny Susetyo menyatakan optimsitis Indonesia tidak akan terbelah meskipun mendapatkan tantangan adanya pihak tertentu yang berupaya membuat kerusuhan pasca-Pemilu 2019.
"Saya optimistis Indonesia tidak akan terbelah. Karena Indonesia sejak era perjuangan sudah multi-kultur," kata Romo Benny pada diskusi "Polemik: Memaknai Kelahiran Pancasila" di Menteng, Jakarta, Sabtu.
Menurut Romo Benny Susetyo, masyarakat Indonesia sangat heterogen, baik suku, agama, ras, kultur, dan sebagainya, tapi dapat hidup rukun dan bersatu dalam ideologi Pancasila. "Pancasila yang menyatukan bangsa Indonesia," tegasnya.
Karena itu, kata dia, bangsa Indonesia patut mensyukuri adanya Pancasila sebagai ideologi dan bangsa yang heterogen. "Pancasila yang dinamis, menjadikan bangsa Indonesia dewasa dalam bersikap sehingga mampu untuk terus mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," tuturnya.
Dalam situasi politik kekinian, menurut Benny, Pancasila juga terbukti mampu menjaga bangsa Indonesia dari derasnya informasi hoaks dan ujaran kebencian.
Menurut dia, situasinya yang mendorong berkembangnya hoaks dan ujaran kebencian adalah tumbuhnya media sosial dalam perkembangan teknologi informasi. Karena itu, Benny mengingatkan masyarakat untuk menyikapi media sosial secara dewasa dan bijaksana. "Kalau bangsa Indonesia bisa memanfaatkan media sosial secara jernih dan kritis maka bisa menjadi kekuatan, tapi sebaliknya kalau terprovokasi oleh hoaks dan ujaran kebencian maka bisa merusak," katanya.
Romo Benny mengingatkan, tantangan bangsa Indonesia ke depan, seiring dengan kemajuan teknologi informasi, adalah bagaimana menyikapi kemajuan teknologi informasi menjadi kekuatan bangsa, bukannya malah sebaliknya bangsa Indonesia menjadi terpolarisasi.
Romo Benny mengingatkan, bangsa Indonesia harus mampu mengolah keragaman masyarakatnya menjadi satu kekuatan Indonesia dalam Pancasila. "Pancasila jadi ideologi bangsa yang menyatukan bangsa Indonesia. Karena itu, kalau ada riak-riak kecil dalam upaya melawan pemerintah, ya harus segera diatasi," ucapnya, menegaskan.
"Saya optimistis Indonesia tidak akan terbelah. Karena Indonesia sejak era perjuangan sudah multi-kultur," kata Romo Benny pada diskusi "Polemik: Memaknai Kelahiran Pancasila" di Menteng, Jakarta, Sabtu.
Menurut Romo Benny Susetyo, masyarakat Indonesia sangat heterogen, baik suku, agama, ras, kultur, dan sebagainya, tapi dapat hidup rukun dan bersatu dalam ideologi Pancasila. "Pancasila yang menyatukan bangsa Indonesia," tegasnya.
Karena itu, kata dia, bangsa Indonesia patut mensyukuri adanya Pancasila sebagai ideologi dan bangsa yang heterogen. "Pancasila yang dinamis, menjadikan bangsa Indonesia dewasa dalam bersikap sehingga mampu untuk terus mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," tuturnya.
Dalam situasi politik kekinian, menurut Benny, Pancasila juga terbukti mampu menjaga bangsa Indonesia dari derasnya informasi hoaks dan ujaran kebencian.
Menurut dia, situasinya yang mendorong berkembangnya hoaks dan ujaran kebencian adalah tumbuhnya media sosial dalam perkembangan teknologi informasi. Karena itu, Benny mengingatkan masyarakat untuk menyikapi media sosial secara dewasa dan bijaksana. "Kalau bangsa Indonesia bisa memanfaatkan media sosial secara jernih dan kritis maka bisa menjadi kekuatan, tapi sebaliknya kalau terprovokasi oleh hoaks dan ujaran kebencian maka bisa merusak," katanya.
Romo Benny mengingatkan, tantangan bangsa Indonesia ke depan, seiring dengan kemajuan teknologi informasi, adalah bagaimana menyikapi kemajuan teknologi informasi menjadi kekuatan bangsa, bukannya malah sebaliknya bangsa Indonesia menjadi terpolarisasi.
Romo Benny mengingatkan, bangsa Indonesia harus mampu mengolah keragaman masyarakatnya menjadi satu kekuatan Indonesia dalam Pancasila. "Pancasila jadi ideologi bangsa yang menyatukan bangsa Indonesia. Karena itu, kalau ada riak-riak kecil dalam upaya melawan pemerintah, ya harus segera diatasi," ucapnya, menegaskan.