Manado (ANTARA) - Animo masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk bekerja di sektor pariwisata masih sangat minim, sehingga harus didatangkan dari daerah lain.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (Stiepar) Manado, Drevy D Malalantang mengatakan pemerintah dan instansi terkait lainnya, harus ikut ambil bagian dalam memacu semangat tenaga kerja sektor pariwisata di Sulut.

"Saat ini Sulut, menjadi tujuan wisatawan asal China, berarti membutuhkan tenaga wisata yang bisa berbahasa mandarin," kata Drevy dalam acara Talk and Stage dengan tema: Efek Domino Pariwisata Sulut di lokasi wisata Street Food Koenya-Koenya Manado, Selasa lalu..

Drevy mengatakan untuk itu, sumber daya manusia (SDM) harus ditingkatkan sehingga kualitas semakin baik.

"Agar, kita tidak meminta bantuan dari tenaga wisata luar Sulut," jelasnya.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan salah satu sektor formal yang sementara dikembangkan saat ini yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah adalah sektor pariwisata. 

Mengingat, kata Gubernur, masih banyak wisata di Sulut yang bisa digali sebagai penyumbang perekonomian. Pariwisata juga diyakini bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.

"Bonus demografi kita melimpah dan banyak wisata yang bisa dikembangkan. Ini yang harus diperhatikan agar sektor pariwisata bisa menciptakan lapangan kerja sebagai sumber penerimaan daerah maupun negara," katanya.

Pemerintah akan terus meningkatkan kuantitas dan kualitas baik objek wisata, pelayanan maupun SDM.  

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024