Manado (ANTARA) - Sebanyak 160 orang penyandang disabilitas kejiwaan penghuni rumah sakit jiwa (RSJ) di Kota Manado, Rabu, menggunakan hak pilihnya di TPS 22 Kelurahan Kleak, Malalayang.
"Berdasarkan data di DPT, di TPS 22 Kleak yang berlokasi di RSJ Manado ada 180 orang, dimana 160 orang diantaranya adalah penyandang disabilitas kejiwaan," kata Direktur Rumah Sakit jiwa Manado, dr. Vonny Dumingan, di Manado.
Dia mengatakan, dalam menggunakan hak pilihnya, para penyandang disabilitas kejiwaan tersebut, dibantu enam orang pendamping yang merupakan perawat di RSJ dan dikenal oleh para pemilih.
Para pemilih, kata Dumingan, dikeluarkan sekitar lima sampai 10 orang, atau peruangan untuk memastikan mereka tetap aman dan tidak mengamuk dan gaduh karena lama menunggu.
Sementara ketua Panwascam Malalayang, Vivi Sanggar, mengatakan, dalam pengawasan yang dilakukan, para pemilih penyandang disabilitas kejiwaan itu, tertib saat duduk di TPS.
"Sejauh pengawasan kami, para pemilih tertib dan belum ada yang menunjukan gelagat atau gejala tidak baik saat duduk menunggu giliran namanya dipanggil dan tertib didampingi perawat," katanya.
Para penyandang disabilitas kejiwaan yang akan menggunakan hak pilihnya di TPS 22 Kleak. (jo) (1)
Dia mengatakan, para pemilih penyandang disabilitas itu, setelah selesai menggunakan hak pilihnya diantarkan ke bangsal kembali oleh para perawat sehingga suasana tetap aman.
Sementara suasana di sekitar rumah sakit juga dikawal oleh Bawaslu serta aparat keamanan dari Polresta serta Linmas Manado yang bertugas mengawal dan mengamankan pemungutan suara di TPS. ***
"Berdasarkan data di DPT, di TPS 22 Kleak yang berlokasi di RSJ Manado ada 180 orang, dimana 160 orang diantaranya adalah penyandang disabilitas kejiwaan," kata Direktur Rumah Sakit jiwa Manado, dr. Vonny Dumingan, di Manado.
Dia mengatakan, dalam menggunakan hak pilihnya, para penyandang disabilitas kejiwaan tersebut, dibantu enam orang pendamping yang merupakan perawat di RSJ dan dikenal oleh para pemilih.
Para pemilih, kata Dumingan, dikeluarkan sekitar lima sampai 10 orang, atau peruangan untuk memastikan mereka tetap aman dan tidak mengamuk dan gaduh karena lama menunggu.
Sementara ketua Panwascam Malalayang, Vivi Sanggar, mengatakan, dalam pengawasan yang dilakukan, para pemilih penyandang disabilitas kejiwaan itu, tertib saat duduk di TPS.
"Sejauh pengawasan kami, para pemilih tertib dan belum ada yang menunjukan gelagat atau gejala tidak baik saat duduk menunggu giliran namanya dipanggil dan tertib didampingi perawat," katanya.
Dia mengatakan, para pemilih penyandang disabilitas itu, setelah selesai menggunakan hak pilihnya diantarkan ke bangsal kembali oleh para perawat sehingga suasana tetap aman.
Sementara suasana di sekitar rumah sakit juga dikawal oleh Bawaslu serta aparat keamanan dari Polresta serta Linmas Manado yang bertugas mengawal dan mengamankan pemungutan suara di TPS. ***