Manado (ANTARA) - Direktur jenderal pengelolaan limbah sampah B3, Kemen LHK, Rosa Vivien Ratnawati, dan wakil Sulut di Komisi VII DPR RI, Dr. Bara Krishna Hasibuan Walewangko, mengajak kaum milenial, untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
Hal tersebut disampaikan keduanya, saat acara bersih-bersih pantai yang dilaksanakan oleh direktorat jenderal penanggulangan sampah limbah dan B3 bekerja sama dengan komisi VII DPR RI di pantai Mega Mas Rabu.l yang dihadiri para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan komunitas di Sulawesi Utara.
"Berdasarkan data yang kami miliki saat ini setiap satu warga negara Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 0,7 kg sampah plastik, perharinya," kata Vivien di Manado.
Artinya kata Vivien, dalam setahun total sampah yang dihasilkan sebanyak 65,87 juta ton, dan itu adalah jumlah yang sangat besar.
Acara bersih bersih pantai. (Jo) (1)
Dia menyebutkan, salah satu sampah plastik yang paling banyak adalah sedotan plastik, yang dalam setahun dihasilkan sebanyak 90 juta batang, yang jika disejajarkan bisa dari Jakarta sampai ke Meksiko.
Dirjen juga mengajak agar menggunakan Tumbler kemana-mana dan menjadikan itu sebagai gaya hidup, sehingga bisa mengurangi produksi sampah plastik.
Sementara Bara Hasibuan Walewangko mengatakan, sebagai satu-satunya wakil Sulawesi Utara yang duduk di Komisi VII, dia punya tanggungjawab untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
"Sekarang ini Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina, dan itu sudah darurat, maka saya membuat acara bersih-bersih pantai dengan mengundang kaum milenial, untuk membersihkan pantai," katanya.
Bara mengajak untuk mengubah mindset, agar mengurangi penggunaan sampah plastik, seperti misalnya mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja, atau botol plastik minuman dan lainya.
Apalagi katanya, Manado masih punya masalah serius soal sampah, termasuk Bunaken juga karena itu terus menjembatani program program kementerian LHK untuk daerah termasuk Sulawesi Utara. ***
Hal tersebut disampaikan keduanya, saat acara bersih-bersih pantai yang dilaksanakan oleh direktorat jenderal penanggulangan sampah limbah dan B3 bekerja sama dengan komisi VII DPR RI di pantai Mega Mas Rabu.l yang dihadiri para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan komunitas di Sulawesi Utara.
"Berdasarkan data yang kami miliki saat ini setiap satu warga negara Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 0,7 kg sampah plastik, perharinya," kata Vivien di Manado.
Artinya kata Vivien, dalam setahun total sampah yang dihasilkan sebanyak 65,87 juta ton, dan itu adalah jumlah yang sangat besar.
Dia menyebutkan, salah satu sampah plastik yang paling banyak adalah sedotan plastik, yang dalam setahun dihasilkan sebanyak 90 juta batang, yang jika disejajarkan bisa dari Jakarta sampai ke Meksiko.
Dirjen juga mengajak agar menggunakan Tumbler kemana-mana dan menjadikan itu sebagai gaya hidup, sehingga bisa mengurangi produksi sampah plastik.
Sementara Bara Hasibuan Walewangko mengatakan, sebagai satu-satunya wakil Sulawesi Utara yang duduk di Komisi VII, dia punya tanggungjawab untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
"Sekarang ini Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina, dan itu sudah darurat, maka saya membuat acara bersih-bersih pantai dengan mengundang kaum milenial, untuk membersihkan pantai," katanya.
Bara mengajak untuk mengubah mindset, agar mengurangi penggunaan sampah plastik, seperti misalnya mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja, atau botol plastik minuman dan lainya.
Apalagi katanya, Manado masih punya masalah serius soal sampah, termasuk Bunaken juga karena itu terus menjembatani program program kementerian LHK untuk daerah termasuk Sulawesi Utara. ***