Manado (ANTARA) - Komoditi ekspor Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih didominasi oleh produk minyak dan lemak nabati atau Crude Coconut Oil (CCO) pada januari 2019.

Kepala BPS Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada bulan Januari 2019 mengalami penurunan nilai FOB sebesar 10,53 persen dibandingkan Desember 2018 yang senilai 73,61 juta dolar AS (m-to-m).

Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2018 (y-on-y) mengalami penurunan, sebesar 29,43 persen. 

"Komoditi ekspor pada bulan ini didominasi oleh Minyak dan Lemak nabati HS 15," jelasnya.

Dilihat dari golongan barang HS2 digit, kontributor tertinggi pada awal tahun 2019 diduduki oleh komoditi lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), namun pada bulan Januari terjadi penurunan share golongan ini terhadap total ekspor menjadi 41,79 persen, dibandingkan dengan pada bulan yang lalu yang mencapai 50,22 persen. 

Golongan barang tersebut pada bulan Desember diekspor ke 5 (lima) negara tujuan, yaitu berturut-turut dari nilai yang tertinggi: Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Belanda.

Nilai ekspor dari golongan barang HS 15 ini mengalami koreksi nilai FOB sebesar 25,55 persen dari bulan sebelumnya (m-to-m). 

Produk yang menjadi komoditas ekspor unggulan adalah produk olahan kelapa seperti VCO, kopra dan minyak kelapa, dengan perusahaan industri yang tersebar di Kabupaten/Kota Sulawesi Utara. 

Bahan baku industri pengolahan penghasil komoditi ini berasal dari daerah sekitar provinsi Sulawesi utara, disamping hasil perkebunan lokal bumi Nyiur Melambai.***

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024