Manado, (Antaranews Sulut) - Gubernur Sulawesi (Sulut) Utara Olly Dondokambey mengatakan sektor pertanian, pariwisata dan investasi merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi (PE) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun 2018.

"Sektor pertanian memberi sumbangsih terbesar dengan pangsa sekitar 20 persen," kata Gubernur Olly di Manado, Kamis.

Selain itu, kata Olly, sekitar tiga persen tenaga kerja di Sulut menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Dia menjelaskan perlambatan kinerja sektor pertanian pada triwulan II 2018 terutama disebabkan oleh terganggunya produksi di sub sektor tanaman pangan akibat gagal panen di beberapa daerah dan rendahnya percetakan sawah baru serta perlambatan pertumbuhan nilai tukar petani (NTP).

Pada triwulan III, sektor pertanian diperkirakan akan menguat disebabkan musim panen komoditas unggulan perkebunan seperti kelapa, cengkeh, pala, dan vanili.

Pertumbuhan sektor pariwisata di Sulawesi Utara dalam 2 (dua) tahun terakhir semakin meningkat, hal ini terlihat dari kunjungan wisman pada tahun 2017 berjumlah 86.976 orang atau meningkat 179 persen dan pada periode Januari 2018 sampai dengan Oktober 2018 kunjungan wisman berjumlah 122.374 orang atau meningkat 254 persen dibanding tahun 2016.

Dari jumlah tersebut, ada 72 ribu orang wisman berasal dari China, sisanya berasal dari Eropa, Australia, Amerika, Singapura, Jepang dan Korea.

Spending money turis China Rp15 juta 30 juta per orang untuk makan minum, penginapan, tour Bunaken, highland Minahasa dan souvenir, dengan lama tinggal 4 hari/5 malam.

Sedangan, katanya, Spending money turis Eropa dan lainnya rata-rata sebesar Rp25 juta per orang dengan lama tinggal 1 minggu sampai dengan 3 minggu.

Wisatawan nusantara selama tahun 2018 sebanyak 1,8 juta orang dengan spending money rata-rata sebesar 5 juta rupiah per orang. Sulawesi Utara berada di angka 66 persen atau tiga kali laju pertumbuhan pariwisata nasional yang hanya sebesar 22 persen.

Sedangkan investasi tahun 2018 di Sulut sebesar Rp6,969 triliun (September 2018) yang terbagi atas PMA (penanaman modal asing) sebesar Rp4,054 triliun atau 81,2 persen dari total investasi, dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebesar Rp2,916 triliun atau 18,8 persen dari total investasi.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024