Manado, (Antaranews Sulut) - Harga tiket yang tinggi dari dan menuju Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), memicu inflasi sebesar 0,78 persen pada Desember 2018 di kota itu.

"Penyumbang inflasi terbesar di Kota Manado pada bulan Desember 2018 yaitu Angkutan Udara sebesar 0,40 persen, sedangkan penyumbang deflasi terbesar adalah minuman ringan sebesar 0,048 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono di Manado, Sulut, Kamis.

Dia mengatakan Kota Manado pada bulan Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,78 persen, inflasi tahun kalender sebesar 3,83 persen dan inflasi "year on year" sebesar 3,83 persen.

Inflasi Kota Manado pada bulan Desember 2018 disebabkan adanya peningkatan indeks pada kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,53 persen, kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,54 persen, kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,10 persen, dan kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,27 persen dan kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,19 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran kesehatan tidak mengalami perubahan.

Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,78 persen akibat peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 132,61 pada bulan November 2018 menjadi 133,64 di bulan Desember 2018.

Perkembangan inflasi Kota Manado sampai dengan Desember 2018 (inflasi tahun kalender) sebesar 3,83 persen, sedangkan inflasi "year on year" yaitu sebesar 3,83 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan/andil terbesar terhadap inflasi Kota Manado adalah angkutan udara sebesar 0,409 persen, bawang merah sebesar 0,168 persen, tomat sayur sebesar 0,138 persen, pepaya sebesar 0,038 persen, telur ayam ras sebesar 0,029 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,024 persen, tindarung sebesar 0,0169 persen, wortel sebesar 0,0157 persen, cabai merah sebesar 0,0146 persen, dan air kemasan sebesar 0,011 persen.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi terbesar adalah minuman ringan sebesar 0,0488 persen, cabai rawit sebesar 0,0257 persen, daging ayam ras sebesar 0,0218 persen, buku tulis bergaris sebesar 0,0144 persen, buncis sebesar 0,0102 persen, semangka sebesar 0,0082 persen, pisang sebesar 0,0082 persen, mujair sebesar 0,0065 persen, bawang putih sebesar 0,0047 persen, dan daun bawang sebesar 0,0034 persen.

Sumbangan inflasi untuk bulan Desember 2018 sebesar 0,7751 persen berasal dari kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,3823 persen, kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar -0,0296 pesen, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,0242 persen.

Kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,0055 persen, kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,0000 persen, kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar -0,0167 persen, dan subkelompok transport, komunikasi ,dan jasa keuangan, sebesar 0,4094 persen.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024