Manado, 18/11 (Antaranews Sulut) - Sebagaimana sebutan tol sebagai jalan bebas hambatan, insfrastruktur tersebut memiliki fungsi yang vital untuk memperlancar arus lalu lintas.
Pemerintah berupaya serius memenuhi kebutuhan tersedianya jalan khusus itu yang nantinya membantu masyarakat pemakai transportasi agar lebih mudah dalam melakukan perjalanan.
Jalan tol yang menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lain pun dikerjakan. Proyek tersebut juga untuk mendukung pengembangan kemajuan daerah-daerah.
Dengan adanya jalan tol maka akan sangat terbantu pula perputaran roda ekonomi. Perekonomian masyarakat diharapkan semakin berkembang dan bahkan kian pesat, serta makin terwujud kualitas perekonomian.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan dengan dibukanya akses tol akan memberikan dampak positif bagi suatu daerah, khususnya Provinsi Sulut. Di provinti itu saat ini sedang dibangun Jalan Tol Manado-Bitung.
Ivanry menjelaskan bahwa dengan dibangun jalan tol terjadi efisiensi waktu transportasi karena sebagian besar aktivitas bongkar muat barang yang beredar di Sulut ada di Kota Bitung sebagai kota pelabuhan.
Tentu saja, katanya, pengiriman barang atau produk yang dihasilkan di Sulut, terutama hasil bumi, maupun penerimaan barang dari luar daerah itu menjadi lebih lancar.
Dampak lainnya atas keberadaan jalan tol, Provinsi Sulawesi Utara semakin percaya diri dalam membangun kemajuan daerah.
Selain itu, secara tidak langsung akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Sulut karena para investor tentu merasakan manfaat bahwa Sulut ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dalam aktivitas usaha mereka.
Namun, katanya, pemerintah perlu membuat suatu konsep untuk menciptakan pasar di titik-titik tertentu, seperti pelayanan terintegrasi antara stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), rumah makan, dan anjungan tunai mandiri (ATM) agar ada aktivitas ekonomi juga yang muncul di sepanjang jalur tol ini.
Apalagi, Kota Bitung memiliki destinasi wisata kelas dunia. Dengan terhubungnya satu daerah dengan daerah lain melalui pembangunan jalan tol, berbagai destinasi wisata di daerah itu akan semakin mudah terjangkau dengan akses yang cepat.
Ia menilai bahwa jalan menuju Kota Bitung selama ini cukup padat arus lalu lintasnya dan bahwa sering terjadi kemacetan.
Pengamat ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Agus T. Poputra mengatakan bahwa jalan tol merupakan suatu sarana konektivitas yang cukup penting bagi masyarakat umum.
Jalan tol akan mempercepat distribusi bahan di suatu daerah dan barang antardaerah di Indonesia.
Dengan percepatan pengiriman karena didukung jalan tol yang memadai akan mengurangi biaya transportasi.
Semakin terkoneksi jalan tol juga akan mengurangi simpul-simpul kemacetan dalam distribusi barang. Saat ini, biaya transportasi mengonsumsi kebutuhan 25 persen dari harga barang.
"Diharapkan angka ini dapat diturunkan lewat konektivitas antarjalan tol," kata dia.
Dengan keberadaan jalan tol, ujar dia, akan dapat meningkatkan efisiensi produksi barang, sedangkan masyarakat yang dahulu posisinya terisolasi bisa menikmati barang yang dibutuhkan dengan harga yang lebih murah.
Pengamat ekonomi Unsrat Manado Dr Joy Tulung mengatakan jalan tol akan bermanfaat sebagai sarana penghubung antardaerah, dalam hal ini Kota Manado dan Kota Bitung.
Selain itu, jalan tol diharapkan memperlancar jalur distribusi logistik barang dan jasa dari kedua daerah tersebut.
Tentunya, dengan jalan tol akan tercipta efisiensi waktu sehingga terjadi penurunan biaya logistik yang berdampak juga terhadap harga barang dan jasa, serta tentunya akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan proyek pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung yang merupakan jalan tol pertama di Sulawesi Utara sepanjang 39,9 km itu, terus dikebut dengan perkiraan bakal rampung pada 2019.
Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung dibagi menjadi dua tahap, yakni seksi 1 berupa jalur Manado-Airmadidi dan seksi 2 berupa jalur Airmadidi-Bitung.
Kehadiran jalan tol itu dapat memangkas waktu tempuh dari Manado ke Bitung yakni dari 1,5 hingga dua jam melalui jalur darat saat ini, menjadi 40 menit melalui infrastruktur tersebut.
Pengoperasian jalan tol pada masa mendatang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di sejumlah daerah, seperti kawasan Manado, Minahasa Utara, dan Bitung.
Selain itu, infrastruktur tersebut menjadi akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pelabuhan Internasional Bitung.
"Jalan tol ini juga akan menjadi jalan akses utama ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pelabuhan Internasional Bitung yang akan dibangun," kata Olly.
Proyek pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung terus dikerjakan dan hingga kini tetap sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan.
Hanya saja, masih ada kendala berupa pembebasan lahan di wilayah Bitung. Pembebasan lahan untuk jalan tol di wilayah Bitung hingga saat ini baru mencapai 65 persen.
Dari titik nol sekira tujuh kilometer sudah mencapai 99 persen. Untuk seksi 2 dan 1B sudah mencapai 96 persen, sedangkan seksi 2A mencapai 98 persen. Tinggal wilayah Bitung untuk seksi 2B mudah-mudahan pada Desember bisa tuntas.
Pembangunan jalan tol yang merupakan proyek strategis nasional ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan konektivitas daerah agar terjadi pemerataan pembangunan hingga pelosok. (KR-JRL).
(T.KR-JRL/B/M029/C/M029) 18-11-2018 09:10:11
Pemerintah berupaya serius memenuhi kebutuhan tersedianya jalan khusus itu yang nantinya membantu masyarakat pemakai transportasi agar lebih mudah dalam melakukan perjalanan.
Jalan tol yang menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lain pun dikerjakan. Proyek tersebut juga untuk mendukung pengembangan kemajuan daerah-daerah.
Dengan adanya jalan tol maka akan sangat terbantu pula perputaran roda ekonomi. Perekonomian masyarakat diharapkan semakin berkembang dan bahkan kian pesat, serta makin terwujud kualitas perekonomian.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan dengan dibukanya akses tol akan memberikan dampak positif bagi suatu daerah, khususnya Provinsi Sulut. Di provinti itu saat ini sedang dibangun Jalan Tol Manado-Bitung.
Ivanry menjelaskan bahwa dengan dibangun jalan tol terjadi efisiensi waktu transportasi karena sebagian besar aktivitas bongkar muat barang yang beredar di Sulut ada di Kota Bitung sebagai kota pelabuhan.
Tentu saja, katanya, pengiriman barang atau produk yang dihasilkan di Sulut, terutama hasil bumi, maupun penerimaan barang dari luar daerah itu menjadi lebih lancar.
Dampak lainnya atas keberadaan jalan tol, Provinsi Sulawesi Utara semakin percaya diri dalam membangun kemajuan daerah.
Selain itu, secara tidak langsung akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Sulut karena para investor tentu merasakan manfaat bahwa Sulut ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dalam aktivitas usaha mereka.
Namun, katanya, pemerintah perlu membuat suatu konsep untuk menciptakan pasar di titik-titik tertentu, seperti pelayanan terintegrasi antara stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), rumah makan, dan anjungan tunai mandiri (ATM) agar ada aktivitas ekonomi juga yang muncul di sepanjang jalur tol ini.
Apalagi, Kota Bitung memiliki destinasi wisata kelas dunia. Dengan terhubungnya satu daerah dengan daerah lain melalui pembangunan jalan tol, berbagai destinasi wisata di daerah itu akan semakin mudah terjangkau dengan akses yang cepat.
Ia menilai bahwa jalan menuju Kota Bitung selama ini cukup padat arus lalu lintasnya dan bahwa sering terjadi kemacetan.
Pengamat ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Agus T. Poputra mengatakan bahwa jalan tol merupakan suatu sarana konektivitas yang cukup penting bagi masyarakat umum.
Jalan tol akan mempercepat distribusi bahan di suatu daerah dan barang antardaerah di Indonesia.
Dengan percepatan pengiriman karena didukung jalan tol yang memadai akan mengurangi biaya transportasi.
Semakin terkoneksi jalan tol juga akan mengurangi simpul-simpul kemacetan dalam distribusi barang. Saat ini, biaya transportasi mengonsumsi kebutuhan 25 persen dari harga barang.
"Diharapkan angka ini dapat diturunkan lewat konektivitas antarjalan tol," kata dia.
Dengan keberadaan jalan tol, ujar dia, akan dapat meningkatkan efisiensi produksi barang, sedangkan masyarakat yang dahulu posisinya terisolasi bisa menikmati barang yang dibutuhkan dengan harga yang lebih murah.
Pengamat ekonomi Unsrat Manado Dr Joy Tulung mengatakan jalan tol akan bermanfaat sebagai sarana penghubung antardaerah, dalam hal ini Kota Manado dan Kota Bitung.
Selain itu, jalan tol diharapkan memperlancar jalur distribusi logistik barang dan jasa dari kedua daerah tersebut.
Tentunya, dengan jalan tol akan tercipta efisiensi waktu sehingga terjadi penurunan biaya logistik yang berdampak juga terhadap harga barang dan jasa, serta tentunya akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan proyek pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung yang merupakan jalan tol pertama di Sulawesi Utara sepanjang 39,9 km itu, terus dikebut dengan perkiraan bakal rampung pada 2019.
Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung dibagi menjadi dua tahap, yakni seksi 1 berupa jalur Manado-Airmadidi dan seksi 2 berupa jalur Airmadidi-Bitung.
Kehadiran jalan tol itu dapat memangkas waktu tempuh dari Manado ke Bitung yakni dari 1,5 hingga dua jam melalui jalur darat saat ini, menjadi 40 menit melalui infrastruktur tersebut.
Pengoperasian jalan tol pada masa mendatang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di sejumlah daerah, seperti kawasan Manado, Minahasa Utara, dan Bitung.
Selain itu, infrastruktur tersebut menjadi akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pelabuhan Internasional Bitung.
"Jalan tol ini juga akan menjadi jalan akses utama ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pelabuhan Internasional Bitung yang akan dibangun," kata Olly.
Proyek pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung terus dikerjakan dan hingga kini tetap sesuai dengan tahapan yang telah direncanakan.
Hanya saja, masih ada kendala berupa pembebasan lahan di wilayah Bitung. Pembebasan lahan untuk jalan tol di wilayah Bitung hingga saat ini baru mencapai 65 persen.
Dari titik nol sekira tujuh kilometer sudah mencapai 99 persen. Untuk seksi 2 dan 1B sudah mencapai 96 persen, sedangkan seksi 2A mencapai 98 persen. Tinggal wilayah Bitung untuk seksi 2B mudah-mudahan pada Desember bisa tuntas.
Pembangunan jalan tol yang merupakan proyek strategis nasional ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan konektivitas daerah agar terjadi pemerataan pembangunan hingga pelosok. (KR-JRL).
(T.KR-JRL/B/M029/C/M029) 18-11-2018 09:10:11