Manado, (Antaranews Sulut) - Tiga minggu berlalu pasca bencana, puluhan relawan Pertamina Peduli masih terus menyalurkan bantuan ke wilayah-wilayah terdampak gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi. 

Tidak tanggung-tanggung, lebih dari 65 lokasi telah didatangi di wilayah Palu, Donggala dan Sigi. Mulai dari menempuh perjalanan jauh selama 12 jam hingga melewati jalan dengan 36 titik longsor.

Beratnya medan yang ditempuh tersebut tak menyurutkan semangat para relawan untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat, khususnya di wilayah yang sulit diakses ataupun terisolir. 

Penyaluran bantuan ini menggunakan mobil bantuan atau Posko Mobile Pertamina Peduli yang tidak hanya membawa bantuan logistik namun juga dilengkapi tim medis dokter dan perawat, serta membawa obat-obatan.
  Tim relawan Pertamina Peduli sempat menempuh perjalanan 12 jam untuk membantu pengungi di Kecamatan Balaesang dan Balaesang Tanjung, Donggala, tim relawan kembali hadapi tantangan dalam menyalurkan bantuan.   (1)
Pada Senin (8/10) lalu, setelah tim relawan Pertamina Peduli sempat menempuh perjalanan 12 jam untuk membantu pengungi di Kecamatan Balaesang dan Balaesang Tanjung, Donggala, tim relawan kembali hadapi tantangan dalam menyalurkan bantuan.  

Perjalanan menuju Posko Induk Kecamatan Kulawi, pada Minggu (14/10), harus melewati 36 titik longsor.

"Kami menempuh waktu 4 jam untuk mencapai Posko Induk di desa Bolapapu dan Boladangko, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Sepanjang perjalanan, tim harus turun dan mendorong mobil ketika menghadapi jalan yang tertutup longsor. Ada sekitar 36 titik longsor yg diewati," ujar Andromeda, Pekerja Pertamina Refinery Unit VI Balongan yang menjadi relawan Pertamina Peduli.

Menurut Andromeda, semua tantangan yang dilalui tersebut terbayarkan ketika melihat wajah bahagia para pengungsi saat menerima bantuan logistik dan medis dari Posko Pertamina Mobile. 

"Tentunya perjuangan mendistribusikan bantuan ini memberikan arti tersendiri bagi para korban bencana," ujarnya.



 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Nancy Lynda Tigauw
Copyright © ANTARA 2024