Manado, (Antaranews Sulut) - Nilai ekspor non Migas Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan sebesar 3,57 persen pada bulan September 2018.

"Pada bulan Agustus 2018 nilai ekspor non Migas Sulut hanya sebesar 74,648 juta dolar Amerika Serikat (AS) naik 3,57 persen menjadi 77,304 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Dr Ateng Hartono di Manado, Selasa.

Ia mengatakan pada bulan September mengalami peningkatan nilai FOB sebesar 3,57 persen dibandingkan Agustus 2018 yang senilai 74,64 juta (m-to-m), bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2017 (y-on-y) mengalami kenaikan tipis sebesar 0,02 persen.

"Komoditi ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh Minyak dan Lemak nabati, belum merubah komoditi dominan sepanjang catatan tahun 2018 ini," jelasnya.

Dilihat dari golongan barang HS2 digit, kontributor tertinggi masih diduduki oleh komoditi lemak dan minyak hewani/nabati, meskipun pada bulan September terjadi penurunan share menjadi 51,29 persen, dibandingkan dengan pada bulan yang lalu yang hampir mencapai 55 persen.

Golongan barang tersebut diekspor ke 7 (tujuh) negara tujuan, yaitu: China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Belanda, Singapura dan Amerika Serikat.

Nilai ekspor dari golongan barang ini mengalami penurunan nilai FOB sebesar 3,02 persen dari bulan sebelumnya (m-to-m).

"Produk yang menjadi komoditas ekspor unggulan adalah produk olahan kelapa seperti VCO, kopra dan minyak kelapa, dengan perusahaan industri yang tersebar di Kabupaten/Kota Sulawesi Utara," jelasnya.

Bahan baku industri pengolahan penghasil komoditi ini berasal dari daerah sekitar provinsi Sulawesi utara, disamping hasil perkebunan lokal bumi Nyiur Melambai.

Posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Sulut pada September 2018 adalah Tiongkok, yakni senilai US$ 11,86 juta atau 15,34 persen dari total nilai ekspor nonmigas Adapun produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah lemak dan minyak hewani/nabati Dibandingkan dengan Juli 2018 (m-to-m).

Nilai ekspor ke negara tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan, bahkan mampu menggeser negara Belanda yang pada bulan sebelumnya menduduki negara tujuan ekspor tertinggi.

Sebagian besar komoditas ekspor nonmigas dikirim melalui beberapa pelabuhan di Sulut, meskipun ada pula yang dikirim melalui pelabuhan di provinsi lain.

Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan laut terbesar di Sulut pada bulan September 2018 hampir 50 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan ini. Dan nilai ekspornya mengalami peningkatan sebesar 4,53 persen (m-to-m).



(T.KR-NCY/B/A029/A029) 16-10-2018 09:29:52

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024