Manado, (Antaranews Sulut) - Pelemahan rupiah saat ini masih belum memengaruhi bisnis ritel di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.

"Rupiah yang sudah menyentuh Rp14.850 per dolar di pagi ini, belum pengaruhi bisnis ritel di Indonesia, masih berjalan normal," kata Corporate Communication Manager Alfamidi Arif Nursandi di Manado, Kamis.

Dia mengaku iklim usahanya belum terpengaruh, karena pelemahannya masih dikatakan stabil, sehingga belum memberikan dampak negatif pada bisnis ritel.

Hal ini, kata dia, dikarenakan, produk yang dijual di gerai Alfamidi tidak menggunakan produk impor yang notabennya harus dibayar dengan mata uang dolar Amerika Serikat tersebut.

"Barang yang kita jual termasuk di Manado tidak ada yang impor. Justru kita mengutamakan produk lokal. Jadi ketika dolar naik tidak memberikan pengaruh," paparnya.

Dengan demikian, kata dia, harga jual semua produk di setiap gerai Alfamidi tidak mengalami penyesuaian harga akibat kenaikan dolar.

"Tidak ada kenaikan harga, karena begini untuk harga juga kita sudah kerja sama dengan supplier," ujarnya.

Hanya saja kata dia, penguatan dolar ini kemungkinan akan berpengaruh pada tahun depan. Akan tetapi pengaruhnya hanya sedikit.

"Mungkin saja tahun depan, tapi hanya sedikit, pengaruhnya hanya di distribusi fee," tuturnya.

Diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat 25 poin menjadi Rp14.850, dibanding posisi sebelumnya Rp14.875 per dolar AS.

Rupiah sendiri, diharapkan dapat memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meski sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat rupiah.

Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis setelah sehari sebelumnya bergerak positif.

Masih adanya kekhawatiran akan dampak terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dinilai dapat menganggu ekspor Indonesia membuat laju rupiah kembali terdepresiasi.







(T.KR-NCY/C/M028/M028) 20-09-2018 16:29:36

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024