Manado, (Antaranews Sulut) - Badan Pusat Statistik(BPS) mencatat tingkat kesenjangan sosial di Provinsi Sulawesi Utara(Sulut) sangat kecil terlihat dari angka gini rasio yang hanya 0,394, masih dibawah patokan kesenjangan yakni indeks 0,5 hingga satu.

"Posisi Maret 2018, gini rasio Sulut hanya berada pada angka indeks 0,394," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Ateng Hartono di Manado, Selasa.

Angka indeks gini rasio ini tidak mengalami perubahan dibandingkan kondisi September 2017.

Kendati secara umum gini rasio relatif konstan, tetapi di daerah perkotaan maupun perdesaan mulai memberikan tanda-tanda kenaikan angka indeksnya.

"Artinya, ketimpangan pengeluaran antara si kaya dan si miskin baik di perkotaan maupun di perdesaan mulai terjadi," katanya.

Gini rasio Maret 2018 yang sebesar 0,394 tersebut masih dikategorikan ke dalam kelompok ketimpangan sedang suatu wilayah dikatakan mempunyai ketimpangan yang tinggi jika gini rasio melebihi angka 0,5.

Selain gini rasio, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia.

Berdasarkan ukuran ini, tingkat ketimpangan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen, rendah jika angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar 12-17 persen, serta ketimpangan tinggi jika angkanya berada di atas 17 persen.

Pada Maret 2018, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah berada pada kategori ketimpangan sedang, yakni sebesar 16,49 persen.

Persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah pada Maret 2018 ini meningkat 0,06 poin jika dibandingkan dengan kondisi September 2017 dan naik 0,07 poin jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2017.

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan berguna untuk mendeteksi sebaran antar penduduk miskin. Kedua indeks tersebut tidak mampu menggambarkan ketimpangan si kaya dan si miskin.

Menurut Antonio Carrales, seorang profesional ekonomi di University College London, Gini Rasio menyediakan indeks untuk mengukur ketimpangan tersebut. Gini Rasio dimaknai sebagai sebuah alat ukur tingkat kesenjangan sosial di masyarakat.

Indeks ini menggunakan ukuran skala 0 sampai dengan 1, yaitu angka 0 menunjukkan tidak adanya kesenjangan sosial di masyarakat dan angka 1 menunjukkan adanya kesenjangan sosial yang ekstrem di masyarakat.



(T.KR-NCY/B/G004/G004) 18-07-2018 15:40:37

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024