Jakarta, (Antaranews Sulut ) - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara teraman di dunia berdasarkan survei "Gallup Law and Order".

"Pada peringatan hari Bhayangkara ke-72 kita mendapat kabar baik dari 'Gallup Law and Order' menempatkan Indonesia ke dalam 10 negara teraman di dunia. Sebuah capaian yang membanggakan kita semua yang harus dijaga dan dipertahankan, ini merupakan hasil kerja elemen-elemen bangsa dan tentu ada kerja keras, pengabdian dan dedikasi Polri," kata Presiden Joko Widodo saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-72 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu.

Presiden menyampaikan hal tersebut dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-72 yang dihadiri juga oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian serta para pejabat Polri.

"Saya ingatkan agar Polri tidak cepat puas diri karena ke depan tantangan akan semakin kompleks, tuntutan rakyat semakin meningkat, dunia terus berubah bergerak membawa ancaman baru," ungkap Presiden.

Menurut Presiden, situasi keamanan era digital Polri diharapkan harus mampu mengantisipasi tindak kejahatan yang makin beragam dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

"Polri harus semakin siap menghadapi kejahatan transnasional seperti kejahatan siber, 'human trafficking', 'drug trafficking' sampai 'arms smuggling', Polri harus terus meningkatkan, mewaspadai ancaman terorisme, negara maju pun mengalami ancaman yang sama," tambah Presiden.

Presiden pun mengungkapkan bahwa di dalam negeri tidak akan melupakan para pelaku bom bunuh diri yang pernah menyerang Indonesia.

"Bukan hanya korban masyarakat tapi juga menjadikan aparat polisi menjadi target. Jangan pernah lengah, tetap sigap dan wasapada mengerjakan tugas, mengembangkan diri membuat terobosan ancaman yang ada, melakukan pemetaan dini potensi ancaman dan ketertiban di masyarakat dan selanjutnya melakukan pencegahan," jelas Presiden.

Presiden meminta Polri agar senatiasa menjaga kerukunan dan menjaga nilai-nilai kebhinekaan, terus mengantisipasi berbagai potensi konflik horizontal yang mengangkat isu primordial seperti perbedaan suku, agama dan ras.

"Polri harus menbangkitan persaudaraan, menggalang kerukunan antar-elemen masyarakat sehingga tidak terjebak lingkaran permusuhan dan kebencian. Atas nama rakyat, bangsa dan negara saya menyampaikan ucapan selamat hari Bhayangkara ke-72 kepada segenap anggota dan keluarga besar Polri di Indonesia dimana pun saudara bertugas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," tegas Presiden.

Dalam acara tersebut, Presiden juga menganugerahkan tanda kehormatan bintang Bhayangkara Nararya berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No 54 TK tahun 2018 tertanggal 29 Juni 2018 dan Keppres 55 TK tahun 2018 tertanggal 9 Juli 2018 kepada empat orang anggota Polri.

Penghargaan itu pertama diberikan kepada Brigjen (Pol) Teddy Minahasa yang berdinas di Propam Polri; Teddy adalah lulusan terbaik Lemhanas angkatan 2017. Kedua, Kombes Suhendri yang merupakan Kepala Korps Pembinaan Taruna dan Siswa Direktorat Pembinaan dan Pelatihan (Kakorbintarsis) Lemdiklat Polri.

Ketiga kepada Ipda Setiawan Heri Karyadi yang bertugas di Intelijen Keamanan Polres Surabaya dan keempat kepada AKP Adarias Hisaje yang ditempatkan di Bapolresta Kepulauan Yapen Polda Papua.

Hari Bhayangkara ke-72 itu juga dihadiri oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Jaksa Agung Prasetyo, Panglima TNI Marsekal TNI  Hadi Tjahjanto serta para menteri Kabinet Kerja.

Selanjutnya hadir juga pimpinan KPK Agus Rahardjo, Saut Situmorang, Basaria Panjaitan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, para duta besar negara sahabat dan para pejabat negara lainnya.

Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024