Manado, (Antaranews Sulut) -  Tim nasional Prancis memastikan satu tempat di partai final Piala Dunia 2018 setelah menyingkirkan Belgia berkat kemenangan 1-0 dalam laga semi final yang berlangsung di Stadion Saint Petersburg, Sankt Petersburg, Rusia, Rabu dini hari WIB.

Kemenangan tersebut, membuat Prancis untuk kali ketiga sepanjang sejarah mencapai partai final turnamen sepak bola paling bergengsi sejagad itu setelah 1998 dan 2006.

Di penampilan perdananya di final Piala Dunia, Prancis di hadapan publiknya sendiri berhasil mengangkat trofi Piala Dunia pertama mereka dan satu-satunya sejauh ini setelah mengalahkan favorit utama turnamen kala itu, Brazil, dengan kemenangan 3-0 berkat dua gol tandukan Zinedine Zidane yang dilengkapi tembakan mendatar Emmanuel Petit.

Delapan tahun berselang, Prancis kembali ke partai final Piala Dunia 2006, namun harus melewati adu penalti setelah skor imbang 1-1 bertahan hingga waktu normal dan dua kali babak tambahan 15 menit usai. Jelang pengujung babak tambahan kedua, sebuah insiden yang akan selalu dikenang sepanjang masa terjadi, Zidane tiba-tiba menanduk dada bek Italia Marco Materazzi. Dua sosok itu juga merupakan pencetak gol bagi tim masing-masing di waktu normal.

Tanpa Zidane, Prancis menyerah kalah 3-5 dalam adu penalti dari Italia, setelah David Trezeguet menjadi satu-satunya algojo yang gagal menunaikan tugasnya dengan baik. Hal itu menjadi ironi mengingat Trezeguet merupakan pencetak gol kemenangan Prancis di final Piala Eropa 2000 ke gawang Italia.

Kali ini, Prancis tiba di partai final Piala Dunia 2018 dengan berbekal catatan sebagai Juara Grup C mengungguli Denmark, Peru dan Australia dalam prosesnya.

Kemudian di putaran 16 besar, Prancis berhasil menghentikan mimpi Lionel Messi meraih gelar juara di level internasional lewat kemenangan 4-3 yang diwarnai dua gol talenta muda sensasional Kylian Mbappe.

Di perempat final Prancis yang diuntungkan dengan absennya tandem Luis Suarez di lini depan, Edinson Cavani, berhasil mengalahkan Uruguay 2-0.

Lantas di semi final, Tim Ayam Jantan kembali menghadapkan Belgia kepada kenyataan bahwa mereka hingga saat ini tanpa gelar prestisius meski disebut-sebut tengah menikmati era generasi emas sepak bola.

Sebuah gol tunggal dari bek Barcelona, Samuel Umtiti, berhasil menghentikan langkah Belgia di semi final sekaligus memesan satu tempat bagi Prancis di partai final, menghadapi pemenang semi final lain antara Kroasia kontra Inggris yang berlangsung di Stadion Luzhniki, Moskow, Kamis (12/7) dini hari WIB.

Pele-nya Prancis

Penampilan gemilang yang sejauh ini diperlihatkan bintang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, bersama Prancis di putaran final Piala Dunia 2018 segera menimbulkan pembanding-bandingan dengan sosok legendaris sepak bola dunia asal Brazil, Pele.

Sosok bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu mencatatkan sejarah sebagai pemain termuda yang mencetak trigol di pentas semi final Piala Dunia 1958 sebelum kemudian mencetak dua gol lagi di partai final kala Brazil mengalahkan tuan rumah Swedia 5-2 demi mempersembahkan trofi Piala Dunia perdana Brazil.

Pele kala itu menyelesaikan Piala Dunia 1958 dengan catatan enam gol dari empat pertandingan yang dimainkannya.

Bagi Prancis di Piala Dunia 2018, Mbappe sampai saat ini sudah mencatatkan tiga gol dalam enam pertandingan.

Dua dari tiga gol Mbappe dicetaknya saat mengantar Prancis mempecundangi Argentina 4-3 di putaran 16 besar.

Dari segi angka, tentu saja sulit untuk berpikir Mbappe bisa melampaui prestasi Pele di 1958. Namun apalah artinya catatan pribadi, jika Mbappe bisa mengikuti jejak Pele untuk mengantarkan Prancis meraih trofi Piala Dunia kedua mereka.

Sebagaimana di laga-laga sebelumnya, termasuk melawan Belgia, Mbappe pastinya akan menjadi sasaran penjagaan ketat atau bahkan pelanggaran dari para pemain tim lawan Prancis di final baik itu Kroasia ataupun Inggris.

Namun, Mbappe di usianya masih muda memiliki kecepatan dan ketajaman visi mencari ruang bergerak di antara barisan pertahanan lawan, yang sudah tentu akan menjadi ancaman bagi lawan mereka di final.

Mbappe, yang bahkan belum lahir ketika Prancis mengangkat trofi Piala Dunia 1998, berada dalam nomor antrean utama untuk menjadikan dirinya sebagai bagian dari sejarah gemilang sepak bola Prancis, sekaligus pemantik karirnya di skuat Les Bleus yang bukan tidak mungkin masih akan bertahan hingga 10-15 tahun mendatang.

Di sisi lain, bagi sang pelatih, Didier Deschamps, yang merupakan bagian skuat Prancis kala menjuarai Piala Dunia 1998 berpeluang mengikuti jejak ikonik yakni meraih trofi Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih. 

Sepanjang sejarah hanya dua sosok yang berhasil melakukannya yakni Mario Zagallo yang meraih trofi Piala Dunia 1958 dan 1962 sebagai pemain sebelum membawa Brazil juara Piala Dunia 1970 sebagai pelatih serta Franz Beckenbauer yang menjuarai Piala Dunia 1974 sebagai pemain dan menukangi Jerman Barat kala menjuarai Piala Dunia 1990.

Pewarta : Antaranews.com
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024