Manado, (Antaranews Sulut) - Pemerintah pusat dan daerah menjamin kebutuhan barang pokok lewat pengendalian stok dan harga untuk mengatasi gejolak harga barang di pasaran.

Peningkatan harga yang terjadi terus-menerus akan memberikan dampak yang cukup signifikan pada kehidupan masyarakat. Apalagi, memasuki hari-hari raya keagamaan, harga sejumlah kebutuhan pokok akan mengalami pergerakan ke atas.

Pada bulan puasa ini, sejumlah perempuan muslim biasanya membuat beraneka macam makanan yang lezat untuk hidangan berbuka. Terlebih lagi, pada saat Lebaran, akan bermunculan makanan-makanan khas daerah yang jarang dijumpai pada hari-hari biasa. Nah, untuk membuat berbagai makanan tersebut, tentu mereka akan makin rajin mendatangi pasar untuk berburu bahan makanan.

Namun, ada fenomena yang sering kali dirasakan saat menjelang bulan puasa dan Lebaran, yaitu kenaikan harga kebutuhan pokok yang biasanya membuat para pembeli mengomel seharian.

Apakah pedagang sengaja menaikkan harga karena memanfaatkan kesempatan tersebut atau tidak? Akan tetapi, kebanyakan harga kebutuhan pokok akan terus naik.

Sebenarnya, bukan semata-mata karena itu. Harga kebutuhan pokok yang alami penaikan disebabkan oleh tingginya permintaan (demand) pada bulan puasa yang tidak disertai dengan kenaikan "supply" barang. Tidak pelak lagi, kebutuhan barang tidak tercukupi, barang langka, dan harga pun akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan hukum "supply" dan "demand", hukum pasar akan terjadi jika stok kurang harga akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

Seharusnya, jika permintaan meningkat tanpa disertai dengan kelangkaan barang, harga barang akan makin murah. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah mulai dari inspeksi mendadak (sidak) pasar, memasok barang dari daerah sentra, serta pasar murah.



Pasar Murah



Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara (Sulut) Jenny karouw mengatakan bahwa pihaknya mulai menggelar pasar murah hingga di 20 titik menyambut Lebaran 2018 dan kali ini akan menjangkau 15 kabupaten dan kota di Sulut.

Jenny mengatakan bahwa pertama kali pihaknya akan melakukan pasar murahdi daerah yang memiliki penduduk mayoritas merayakan Lebaran.

Pasar murah Lebaran kali ini akan dimulai pertama kali di Kabupaten Bolaang Mongondow Raya karena memiliki penduduk beragama Islam cukup banyak, dan lokasinya jauh dari Kota Manado.

Pasar murah Lebaran akan memprioritaskan penduduk kurang mampu dan berpenghasilan rendah. Ia pun berharap masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

Di setiap pasar murah, pihaknya membawa, antara lain, gula pasir, tepung terigu, telur ayam, beras, minyak goreng, dan mentega.

Dalam setahun, Disperindag Sulut menggelar pasar murah beberapa kali, terutama menjelang bulan puasa, Lebaran, Natal, dan tahun baru.

Kegiatan pasar murah Lebaran 2018 diharapkan mampu mengendalikan harga sembako atau kebutuhan pokok di sentra perdagangan Kota Manado, Sulut.

Karena di dalam pasar murah Lebaran, pihaknya bekerja sama dengan distributor dan instansi terkait lainnya menjual kebutuhan pokok dengan harga yang jauh lebih murah.

Harga kebutuhan pokok yang lebih murah tersebut, diharapkan mampu stabilkan harga di tingkat pedagang. Otomatis, warga tidak akan lagi membeli barang di pasar karena sudah mendapat dengan harga murah di kegiatan pasar murah.



Kerja Sama DWP



Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara bersama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) menggelar pasar murah pada bulan puasa.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Pemprov Sulut Ivone Silangen Lombok berharap pasar murah ini dapat membantu masyarakat dan aparatur sipil negara (ASN) golongan dua ke bawah.

Ivone Silangen mengatakan bahwa pasar murah di halaman belakang Kantor Pemerintah Provinsi Sulut ini selain untuk ASN golongan dua ke bawah, juga masyarakat sekitar, yang ternyata minatnya sangat tinggi.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat bisa mendapatkan sejumlah kebutuhan pokok dengan harga yang jauh lebih murah sebesar 10 persen hingga 33,33 persen dari harga normal.

Pihaknya menjual beras premium dengan harga Rp9.000,00 per kilogram dari harga normal sebesar Rp12 ribu/kg," kata Hanny.

Harga gula pasir sebesar Rp10 ribu/kg lebih murah 25 persen dari harga pada kondisi normal sebesar Rp12.500,00/kg.

Mentega seberat 250 gram seharga Rp7.000,00/kg, minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp10 ribu/liter atau lebih murah 10 persen dari harga pada kondisi normal Rp11 ribu/liter dan tepung terigu lebih murah 21,42 persen dari harga Rp8.500,00/kg menjadi Rp7.000,00/kg.

Ia berharap kegiatan ini mampu memberikan kemudahan dan meringankan biaya keluarga yang naik menjelang Lebaran.

DWP juga menggelar pasar murah di Kampung Jawa Tondano (Jaton) Kabupaten Minahasa karena memiliki mayoritas umat Islam.

Kampung Jawa disebut juga Kampung Jawa Tondano merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Tempat ini berada di sebelah utara Danau Tondano dan berjarak sekitar 40 km arah selatan dari Kota Manado sekitar 60 menit perjalanan menggunakan mobil, atau berjarak 2 km dari Kota Tondano dengan populasi yang semuanya muslim.

Berawal dari ditangkapnya Kyai Modjo yang merupakan penasihat agama sekaligus Panglima Perang Pangeran Diponegoro pada Perang Jawa (1825 s.d. 1830) pada tahun 1828.

Kyai Modjo lantas dibawa ke Batavia, kemudian dia bersama 63 orang pengikutnya diasingkan Belanda sebagai tahanan politik ke Minahasa, Sulawesi Utara.

Kyai Mojo tiba di Tondano pada tahun 1829 hingga meninggal di sana pada tanggal 20 Desember 1848 dalam usia 84 tahun. Kecuali Kyai Mojo, semua pengikutnya (semuanya pria Jawa) menikahi perempuan Minahasa asli Tondano dan keturunan mereka mendiami kampung yang saat ini dikenal dengan Kampung Jawa Tondano.

Selain Rombongan Kyai Modjo, ada juga tombongan atau tokoh lain yang diasingkan ke Tondano oleh Belanda setelah rombongan Kyai Modjo berada di Tondano, di antaranya dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Maluku.

Selain mereka, Pangeran Perbatasari bin Panembahan Muhammad Said bin Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar yang ditangkap Belanda saat berada di Pahu, Kutai untuk meminta bantuan perang pada tahun 1885.

Penduduk Kampung Jawa Tondano sendiri adalah merupakan Etnis Baru percampuran Suku Jawa, Suku Sumatera (Palembang, Aceh ), Suku Banjar, Suku Arab dengan Suku Minahasa. Percampuran Etnis ini memengaruhi budaya dan kesenian di Jawa Tondano.



Wilayah Perbatasan



Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut hanny Wajong mengatakan bahwa pihaknya akan memprioritaskan kegiatan pasar murah Lebaran di Kabupaten Kepulauan Sulawesi Utara pada tahun 2018.

Kabupaten kepulauan Sulut ada tiga, yakni Sitaro, Sangihe, dan Talaud, yang lokasinya cukup jauh dari Kota manado, sehingga harus mendapa perlakuan khusus.

Apalagi, menurut Hanny, peningkatan harga di kabupaten kepulauan akan mampu memengaruhi harga di Kota Manado.

Oleh karena itu, pihaknya memprioritaskan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud agar harga kebutuhan pokok tetap terjaga stabil.

Ia berharap pasar murah pada bulan puasa dapat membantu dan meringankan masyarakat di perbatasan karena tingginya kebutuhan menjelang Lebaran. Tiga kabupaten ini berbatasan langsung dengan Filipina.



Gerakan Stabilisasi Harga



Perum Bulog Sulut bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan menggelar gerakan stabilisasi harga di daerah tersebut.

Kepala Perum Bulog Sulut Eko Pranoto mengatakan bahwa pihaknya tidak membatasi lokasi pelaksanaan pasar murah. Hal ini sudah menjadi langkah dan upaya pemerintah dalam menstabilkan harga menjelang Lebaran agar terkendali dan tidak memberikan dampak pada inflasi yang cukup signifikan.

Saat ini Bulog dan Satgas Pangan sudah melakukan operasi pasar di beberapa kabupaten dan kota sudah di atas 20 titik. Bahkan, pihaknya akan terus melakukannya hingga hari-H Lebaran 2018.

Dalam kegiatan gerakan stabilisasi harga pangan dan pasokan beras medium, dia berharap mampu mengurangi beban keluarga yang merayakan Lebaran karena mendapatkan harga yang jauh lebih murah.

Ia menjual beras medium seharga Rp8.950,00/kg, minyak goreng Rp12 ribu/liter, gula pasir Rp11 ribu/kg, dan tepung terigu Rp8.000,00, serta telur Rp45 ribu/baki.

Animo masyarakat ke lokasi sangat tinggi, menurut dia, karena dikoordinasi langsung oleh camat dan kelurahan.

Gerakan stabilisasi harga pangan ini sudah dilakukan di beberapa kabupaten dan kota di Sulut, seperti di Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Bitung, dan Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Makin banyak yang melakukan pasar murah, harga kebutuhan pokok di pasaran akan tetap stabil dan terjaga.

Kebutuhan pokok yang dipasarkan kali ini paling banyak diambil dari Pulau Jawa dan Makassar karena Sulut bukan daerah produsen.



Tekan Inflasi



Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Soekowardojo berharap kegiatan pasar murah ini mampu menekan angka inflasi Kota Manado pada bulan Juni.

Biasanya akan ada lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Lebaran. Hal ini bakal memicu inflasi.

Namun, pasar murah di 15 kabupaten dan kota di Sulut, menurut dia, bisa menekan inflasi Manado agar tidak tinggi.

Soekowardojo memperkirakan pada bulan Mei 2018 tekanan inflasi berpotensi menurun, sejalan dengan menurunnya permintaan akan bahan makanan akibat berakhirnya bulan puasa.

Oleh karena itu, BI bersama pemerintah daerah berupaya menjaga inflasi selalu terjaga selama bulan puasa ini agar tidak berdampak pada bulan Juni 2018.

Sepanjang 2018, kata dia, BI Sulut memperkirakan inflasi Sulut 2018 akan berada pada rentang 2,5 ? 1 persen (yoy).

TPID Sulut telah melaksanakan upaya-upaya antisipasi kenaikan harga pada bulan puasa melalui koordinasi intensif dengan instansi terkait lain.

Upaya-upaya tersebut di antaranya adalah inspeksi mendadak (sidak) pasar bersama, pasar murah, operasi pasar bersama Perum Bulog, penguatan fungsi TTIC (Toko Tani Indonesia Center), serta pengendalian ekspektasi masyarakat dan informasi terkini ketersediaan pangan.

Upaya tersebut diharapkan mampu untuk menjadi langkah antisipatif dalam menjaga stabilitas harga komoditas pangan menjelang Lebaran pada bulan Juni 2018.



Harapan Gubernur



Gubernur berharap pasar murah ini dapat membantu masyarakat mendapatkan harga beras, gula pasir, dan minyak goreng yang lebih murah.

Ia berharap pada bulan puasa ini bukan hanya Disperindag Sulut, Bulog, dan Satgas Pangan yang melakukan kegiatan pasar murah.

Ada begitu banyak perusahaan swasta yang bisa menggunakan CSR untuk dijadikan sebagai pasar murah.

Harga kebutuhan pokok atau sembako bisa terkendali dan masyarakat bisa merayakan Lebaran dengan penuh kebahagiaan.



(T.KR-NCY/B/D007/D007) 06-06-2018 08:59:58

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024