Manado,  (Antaranews Sulut) - Pembeli atau buyers dari Polandia menghargai komoditas vanili asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) lebih tinggi dibandingkan harga pembelian dalam negeri.

"Polandia membeli vanili asal Sulut dengan harga Rp4,5 juta per kilogram yakni lebih tinggi dibandingkan harga domestik hanya Rp3 juta per kg," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Darwin Muksin di Manado, Selasa.

Darwin mengatakan pada akhir April 2018 lalu telah diekspor vanili ke Polandia sebanyak 80 kg dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 25.925 dolar Amerika Serikat.

"Peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor Sulut," katanya.

Namun, katanya, saat ini produk vanili sangat sedikit di tangan petani dan pedagang pengumpul di Sulut.

Karena, katanya, sudah sangat sedikit petani yang menanam vanili akhir-akhir ini karena sempat anjlok waktu lalu.

Ia menjelaskan pemerintah akan memfasilitasi para pengekspor mendapatkan pasar baru.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Hanny Wajong mengatakan peningkatan harga vanili itu karena stok di petani dan pedagang minim, padahal permintaan pasar cukup tinggi.

"Harus diakui sudah cukup lama petani di Sulut tidak melakukan penanaman tanaman vanili karena sempat jatuh harganya beberapa tahun lalu," jelasnya.

Sehingga, katanya, petani jadi malas menanam komoditas itu, padahal sangat dicari oleh pasar.

Pemerintah, katanya, tidak bisa intervensi lebih jauh karena vanili merupakan barang bebas.

"Dan hukum pasar pasti terjadi, jika produk sedikit otomatis harga meningkat dan sebaliknya," jelasnya.

Pihaknya akan terus melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok dan komoditas lainnya setiap hari.

(T.KR-NCY/B/G004/G004) 29-05-2018 15:05:35

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024