Bitung (Antaranews Sulut) - Ketua TP-PKK Kota Bitung Dra Khouni Lomban Rawung yang juga istri Wali Kota Bitung mengaungkan tentang penyelamatan Macaca Nigra atau Yaki ketika tampil sebagai narasumber talk show bertajuk "Peran Perempuan dalam Menjaga Lingkungan dan Pariwisata Sulawesi Utara" yang dihelat dalam rangka HUT ke-45 Kerukunan Keluarga Kawanua di Balai Sidang JCC Jakarta, Sabtu (26/5).
Khouni yang juga dikenal sebagai Duta Yaki Indonesia tersebut secara gamblang menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap terus menurunnya populasi hewan Yaki dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
"Yaki atau Macaca Nigra adalah satwa langka yang endemik atau hanya ada di Sulut, saat ini terancam punah" beber Rawung
Padahal kehadirannya sangat penting untuk menjaga hutan sekaligus sebagai species kunci untuk konservasi Alam.
"Hutan Tangkoko, adalah base aman terakhir, untuk Yaki hidup dan berkembang secara alamiah. Karena Hutan Tangkoko adalah cagar alam, hutan yang dilindungi, hutan Konservasi, " ujar tutur Rawung
Dia berharap gerakan Selamatkan Yaki dapat terus digaungkan semua elemen masyarakat Sulawesi Utara sehingga hewan yang hanya berproduksi setahun sekali ini dapat terus dinikmati generasi selanjutnya.
Rawung juga mempresentasikan beberapa kegiatan Go Green yang dapat dilakukan kaum perempuan secara mudah dalam mendukung kelestarian lingkungan yaitu mengurangi sampah plastik, membawa botol minuman sendiri, melakukan 3R, serta mencontoh gerakan 5 bersih (bersih di darat, di laut, di udara, di bawah tanah, bersih aparat) yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Bitung.
Istri Wali Kota Bitung ketika tampil sebagai narasumber dalam rangka HUT K3 di Jakarta (1)
Khouni yang juga dikenal sebagai Duta Yaki Indonesia tersebut secara gamblang menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap terus menurunnya populasi hewan Yaki dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
"Yaki atau Macaca Nigra adalah satwa langka yang endemik atau hanya ada di Sulut, saat ini terancam punah" beber Rawung
Padahal kehadirannya sangat penting untuk menjaga hutan sekaligus sebagai species kunci untuk konservasi Alam.
"Hutan Tangkoko, adalah base aman terakhir, untuk Yaki hidup dan berkembang secara alamiah. Karena Hutan Tangkoko adalah cagar alam, hutan yang dilindungi, hutan Konservasi, " ujar tutur Rawung
Dia berharap gerakan Selamatkan Yaki dapat terus digaungkan semua elemen masyarakat Sulawesi Utara sehingga hewan yang hanya berproduksi setahun sekali ini dapat terus dinikmati generasi selanjutnya.
Rawung juga mempresentasikan beberapa kegiatan Go Green yang dapat dilakukan kaum perempuan secara mudah dalam mendukung kelestarian lingkungan yaitu mengurangi sampah plastik, membawa botol minuman sendiri, melakukan 3R, serta mencontoh gerakan 5 bersih (bersih di darat, di laut, di udara, di bawah tanah, bersih aparat) yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Bitung.