Manado, (Antaranews sulut ) - Perhimpunan dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Combiphar menggelar simposium penanganan luka bakar, di Manado.

"Seminar kerja sama antara PERAPI-Unsrat-Combiphar dan Siloam ini melakukan road show, di daerah perifer atau terpencil dengan tujuan untuk penyadaran penatalaksanaan penanganan luka bakar yang lebih optimal dari dokter umum," kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERAPI, dr. Dona Savitri, Sp,BP-RE di Manado, Sabtu.

Dia mengatakan, dengan memberikan penyadaran tentang hal tersebut, diharapkan bisa mengurangi angka mortalitas atau kematian karena luka bakar dan jumlah individu yang sakit karena itu.

Selain itu tujuannya, kata Dona, adalah adalah meningkatkan kemampuan klinis para dokter umum, dalam penatalaksanaan luka bakar pada kasus emergency, dengan materi "burn and wound" serta ada workshop atau praktek yang meliputi penanganan gawat darurat dan ada video simulasi penanganan luka bakar, yang menggunakan MEBO. Para narasumber menjelaskan tentang pemanfaatan mebo. (Jo) (1)

"Mebo kami gunakan sebagai obat salepnya, karena merupakan produk yang selama ini selalu diresepkan para dokter untuk menangani kasus seperti itu, sebab kandunganya yang bagus," kata Dona.

Sementara itu, ahli bedah plastik dari Universitas Sam Ratulangi Manado, dr. Mendy Oley, Sp,BP-RE, mengatakan, dengan makin banyaknya tenaga medis yang paham, penanganan terintegrasi terhadap luka bakar, baik ringan maupun serius akan menekanrisiko cacat dan kematian.

"Karena itu, maka perlu pemilihan produk perawatan luka yang tepat, dimana yang terpenting adalah terciptanya kondisi lembab pada area luka untuk menunjang kesembuhan," katanya

Terutama katanya, pihaknya mengedukasi para dokter umum, dokter jaga di puskesmas yang merupakan lini terdepan untuk menangani hal tersebut sedini mungkin, juga mengajak masyarakat untuk sebisanya mencari layanan kesehatan terdekat ketika ada luka bakar, karena kejadian itu paling banyak adalah dari kecelakaan dalam rumah tangga. Para narasumber menjelaskan tentang pemanfaatan mebo. (Jo) (1)

Sementara senior GM Coorporate Communication Combiphar, Dewinta Hutagaol, mengatakan, seminar tersebut diikuti oleh 200 dokter umum di Manado, yang diharapkan dapat meningkat kemampuan klinisnya dalam melaksanakan penanganan luka bakar, serta didukung produk farmasi produk farmasi yang bagus.

Sedangkan Senior GM marketing women`s health and active Day Care Combiphar,  Ni Ketut Sukartiwi, mengatakan, kasus luka bakar banyak terjadi pada anak-anak dibawah usia lima tahun, dimana data riset Kementerian Kesehatan menyebutkan pada 2013 luka bakar menempati urutan keenam, penyebab cedera tidak disengaja.

"WHO mencatat 195 ribu jiwa meninggal setiap tahun karena luka bakar, dengan kelompok umur 1-4 tahun yang paling rentan, terkena luka bakar dan tingkat prevalensi 1,5 persen, karena itulah maka kami melalui produk mebo yang dipercaya sejak 2006, mengedukasi ibu-ibu meningkatkan kesadaran mengenai pertolongan pertama terhadap luka bakar," katanya.

Terutama katanya, selalu menyediakan produk obat luka bakar dalam kotak P3K di rumah, seperti mebo, untuk mengatasi luka bakar ringan sebab dijual bebas di apotek sehingga tidak sulit ditemukan.







(T.KR-JHB/C/H005/H005) 12-05-2018 18:02:12

Pewarta : Joyce Hestyawatie B

Copyright © ANTARA 2024