Manado, (Antaranews Sulut) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut) Elyanus Pongsoda mengatakan perbankan semakin peduli dengan sektor riil di daerah tersebut.
"Hal tersebut tercermin pada peningkatan kredit perbankan Sulut sejak empat tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan," kata Elyanus usai peresmian kantor OJK Sulutgomalut di Manado, Kamis.
Dikatakan, rata-rata peningkatan kredit perbankan Sulut mencapai 30 persen. "Berarti tingginya penyaluran kredit tersebut, sektor riil semakin mendapatkan dana dalam meningkatkan bisnis," jelasnya.
Jika sektor riil bertumbuh baik, katanya, maka dampak ke pertumbuhan ekonomi akan semakin besar," jelasnya.
Sehingga, katanya, target pertumbuhan ekonomi oleh Pemerintah Sulut akan cepat tercapai.
Dan, katanya, perbankan Sulut semakin memperhatikan prinsisp kehati-hatian, sehingga rasio penyaluran non lancar semakin baik.
"Non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan Sulut masih berada di bawah batas atas lima persen," katanya.
Kendati NPL masih berada di bawah lima persen, tapi pihaknya berharap angka kredit macet tersebut akan terus ditekan," jelasnya.
"kami akan terus berupaya bersinergi dengan perbankan agar NPL terus ditekan," katanya.
Karena, jika NPL tinggi akan berdampak buruk pada kinerja perbankan yang ada.***3***
(T.KR-NCY/B/M019/M019) 22-02-2018 15:27:54
"Hal tersebut tercermin pada peningkatan kredit perbankan Sulut sejak empat tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan," kata Elyanus usai peresmian kantor OJK Sulutgomalut di Manado, Kamis.
Dikatakan, rata-rata peningkatan kredit perbankan Sulut mencapai 30 persen. "Berarti tingginya penyaluran kredit tersebut, sektor riil semakin mendapatkan dana dalam meningkatkan bisnis," jelasnya.
Jika sektor riil bertumbuh baik, katanya, maka dampak ke pertumbuhan ekonomi akan semakin besar," jelasnya.
Sehingga, katanya, target pertumbuhan ekonomi oleh Pemerintah Sulut akan cepat tercapai.
Dan, katanya, perbankan Sulut semakin memperhatikan prinsisp kehati-hatian, sehingga rasio penyaluran non lancar semakin baik.
"Non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan Sulut masih berada di bawah batas atas lima persen," katanya.
Kendati NPL masih berada di bawah lima persen, tapi pihaknya berharap angka kredit macet tersebut akan terus ditekan," jelasnya.
"kami akan terus berupaya bersinergi dengan perbankan agar NPL terus ditekan," katanya.
Karena, jika NPL tinggi akan berdampak buruk pada kinerja perbankan yang ada.***3***
(T.KR-NCY/B/M019/M019) 22-02-2018 15:27:54