Manado, (Antara) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) mengedukasi masyarakat dan nasabah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) agar bertransaksi menggunakan "Yap" melalui telepon genggam.

"Hal ini kami lakukan karena zaman menuntut akan hal tersebut, yakni bertansaksi lewat digital," kata Kakanwil BNI Manado Eko Setiawan di Manado, Minggu.

Ia mengatakan setelah sukses melakukan terobosan melalui "UnikQu" kali ini BNI kembali meluncurkan "Yap" yang merupakan produk inovasi dalam memudahkan konsumen melakukan transaksi.

"Aplikasi Yap dan sudah bisa diunduh melalui playstore, jelas dia.

Ia menjelaskan Yap cara pembayaran cashless yang menggunakan kecanggihan smartphone minimal android 5.

Diakuinya ini merupakan aplikasi modern yang pertama yang menggunakan tiga sumber dana.

"Pertama bersumber pada kartu debit, kartu kredit, dan UnikQu. Semua terintegrasi dalam satu sistem, dan perlu dicatat penggunaannya pun sangat mudah,? paparnya.

Melalui sistem YAP dikatakan ada yang statis dan dinamis. Kalau yang statis begitu transaksi akan keluar struk belanja seperti di mall ataupun swalayan.

"Tapi yang dinamis bisa dimana saja tanpa ada ada struk cukup tampilan d ilayar monitor handphone saja. Contohnya kalau ada pedagang bakso yang memiliki stiker semacam barcode maka cukup ditempelkan maka akan tampak di layar nilai transaksinya. Mudah dan efisien," jelas dia.

Layanan baru ini, kata dia, memberikan pilihan bagi konsumen mana yang lebih disukai, namun paling tidak melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) menyadarkan masyarakat dalam memberikan kemudahan bertransaksi yang aman dan efisien.

Inovasi produk layanan menurut Arya sejalan dengan arahan pemerintah dan regulator Bank Indonesia secara bertahap BNI mendukung program cashless.

Menurut dia, masyarakat harus memahami begitu banyak manfaat yang bisa dipetik dari berlakunya cashless ini, karena anggaran untuk mencetak uang, menarik uang edisi lama, serta pemusnahannya memerlukan dan yang tidak sedikit.

"Minimal dengan adanya GNNT atau cashless bisa menekan biaya-biaya tersebut, masyarakat bisa lebih efisien tanpa harus repot-repot memegang uang tunai dalam jumlah banyak," katanya.

Dijelaskan pula saat ini penggunaan kartu non tunai tidak hanya terbatas pada level masyarakat atas, namun masyarakat menengah ke bawah pun sudah bisa menikmatinya.

Ke depannya penggunaan cashless tidak hanya bisa dijumpai pada pedagang besar seperti mall ataupun supermarket, tapi akan menyasar ke pasar pasar ataupun warung warung tradisional.

"Caranya kita akan mengedukasi mereka. Memang tidak mudah, karena mengedukasi orang orang generasi pertama cukup memakan waktu dibanding dengan generasi milenial," jelas dia.

Ia mengatakan merubah mindset yang biasanya memegang uang dalam bentuk fisik ke elektronifikasi perlu edukasi dan kesabaran.***3***
(T.KR-NCY/B/A029/A029) 31-12-2017 17:03:19

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024