Tondano (AntaraSulut) - KPU Minahasa memilih ikan Payangka menjadi icon atau logo Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dalam launching yang dilaksanakan disaat pembukaan rapat kerja (Raker) Penyusunan Pedoman Teknis tahap II yang digelar di Swissbell Hotel Maleosan Manado, Jumat (11/8).

Launching dilakukan oleh Komisioner KPU Sulut Dr Ardiles Mewoh bersama lima komisioner KPU Minahasa.

Selaku Ketua Divisi Hukum KPU Provinsi Sulut, Mewoh mengatakan sangat mengapresiasi atas peluncuran logo dan Raker yang melibatkan stakeholder.

"Ini merupakan wujud Pilkada yang kredibel sebagaimana harapan yang nampak dalam logo," sampainya.

Payangka sendiri diberi arti yakni Pilkada yang Kredibel dan Aman.

Hal ini diputuskan melalui keputusan KPU Kabupaten Minahasa tentang penetapan logo pemilihan bupati (Pilbup) dan wakil bupati Minahasa tahun 2018.

Ketua KPU Minahasa Meidy Yafeth Tinangon menjelaskan icon utama adalah ikan payangka (si Payangka memegang paku dan kertas suara bertuliskan tanggal 27 Juni 2018 menghadap kotak suara).

Ikan Payangka yang memiliki nama ilmiah (scientific name) Ophieleotris Aporos, Bleeker merupakan salah satu ikan yang menjadi ciri khas Danau Tondano bahkan menjadi kebanggaan masyarakat sekitarnya.
Saat ini, nilai ekonomis Payangka telah berkembang dimana dari sebelumnya hanya dihidangkan di meja makan keluarga, kini Payangka telah menjadi hidangan restoran.

Payangka, sejatinya bukan ikan asli Danau Tondano, ikan ini diintroduksi di Danau Tondano pada tahun 1902 dari Danau Limboto, Gorontalo (eks, Provinsi Sulawesi Utara).

Karena sudah lama diintroduksi ke dalam Danau Tondano dan mampu bertahan bahkan menjadi spesies dominan, sehingga masyarakat menganggap Payangka sebagai ikan asli Danau Tondano. 

"Yang menarik dari eksistensi Payangka di Danau Tondano adalah kemampuannya bertahan di tengah kompetisi dengan ikan-ikan yang lain, bahkan sebagian telah hilang atau hampir mengalami kepunahan lokal," tuturnya.

Kemampuan Payangka untuk bertahan hingga saat ini disebabkan karena variasi makanan sangat luas dan relatif tidak ada pesaing untuk makanan yang sama.

Selain kemampuan memanfaatkan makanan, Payangka memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi, kemampuan ini antara lain: mampu memijah sepanjang tahun yang puncaknya pada bulan Juni, September dan Desember, dengan produksi telur rata-rata sekitar 30.000-60.000 butir tiap individu, dan masing-masing individu dapat bertelur minimal dua kali dalam setahun. 

Anak ikan Payangka disebut nike. Merupakan fase juvenil (anak ikan yang memiliki bentuk tubuh seperti induknya, tetapi lebih kecil dan organ reproduksinya masih dalam perkembangan sehingga belum berfungsi/individu yang masih muda) dari Payangka.

Penggunaan kata ‘nike’ di tempat lain menunjuk pada kumpulan ikan kecil dari berbagai spesies. Nike/payangka kecil memiliki sifat hidup kolektiv/bergerombol/berkumpul.

Potensi ancaman ikan Payangka adalah degradasi lingkungan Danau Tondano dan introduksi spesies asing dan spesies eksotik yang memiliki relung (niche) misalnya kesamaan makanan dan kebutuhan bio-ekologis lainnya serta spesies predator.

"Dari uraian ini, maka alasan pemilihan ikan Payangka sebagai icon utama logo pemilihan bupati dan wakil bupati Minahasa tahun 2018 adalah: Payangka sebagai penunjuk karakter lokal yang memiliki manfaat besar bagi masyarakat, dan karenanya harus dilestarikan, sebagaimana juga demokrasi elektoral (sistem demokrasi dengan pemilihan pemimpin oleh rakyat) yang menjadi karakter lokal/kearifan lokal (local wisdom) masyarakat Minahasa," sebutnya.

Ia menjelaskan, eksistensi Payangka di Danau Tondano diaman ikan ini mampu bertahan/eksis dalam kompetisi maupun perubahan lingkungan danau, sejalan dengan eksistensi nilai-nilai luhur demokrasi di tanah Minahasa.

Sekalipun bergabung dalam satu negara yang memiliki latar belakang sistem pemerintahan berbeda, namun akhirnya sistem demokrasi di Indonesia tetap eksis. Lokalitas demokrasi Minahasa mampu menjadi karakter nasional, yang dalam logo ini dikiaskan dengan bendera merah putih.
Fekunditas (kemampuan bertelur) ikan Payangka yang besar dan kumpulan ikan Payangka kecil yang bergerombol banyak, mengandung arti harapan akan partisipasi pemilih yang meningkat dalam Pilkada Minahasa, dimana masyarakat akan berduyun-duyun datang ke TPS ibarat nike yang berenang bergerombol dalam jumlah besar.

"Harapan akan partisipasi pemilih ditunjukan dengan simbol Payangka yang memegang paku dan surat suara dan menyampaikan kata ajakan: Marijo bapilih!," tegasnya.

Ia melanjutkan, nike/Payangka kecil memiliki sifat hidup kolektiv/bergerombol/berkumpul juga menunjuk kepada sifat kolektif kolegial KPU sebagai penyelenggara pemilihan. Puncak pemijahan Payangka di bulan Juni, sejalan dengan bulan palaksanaan Pilkada yaitu Juni tahun 2018.

Sedangan lingkaran utuh bertuliskan: Payangka diberi arti sebagai singkatan dari kalimat slogan "Pilkada yang Kredibel dan Aman".

"Pilkada yang kredibel dan aman menjadi harapan kita semua. Pilkada yang kredibel atau bisa dipercaya dan aman dapat terwujud dengan transparansi, kejujuran dan keadilan berdasarkan koridor regulasi, dengan mengedepankan komunikasi dan koordinasi antar para pihak," jelasnya.

"Pilkada yang kredibel dan aman juga akan sangat ditentukan dengan integritas penyelenggara dan peserta pemilihan yang ditunjukkan dengan simbol lingkaran utuh," tandasnya.

Dia menambahkan, Payangka sebagai ikan khas Danau Tondano sebagai penunjuk karakter lokal yang memiliki manfaat besar bagi masyarakat, dan karenanya harus dilestarikan. Sebagaimana juga demokrasi elektoral atau sistem demokrasi dengan pemilihan pemimpin oleh rakyat yang menjadi karakter lokal atau kearifan lokal masyarakat Minahasa.

"Perhatian KPU terhadap Payangka akan mengangkat nilai publisitas biota ini dan Danau Tondano sebagai salah satu icon wisata Minahasa, sehingga Pemkab Minahasa merespon positif logo Payangka sebagai kontribusi KPU dalam pengembangan budaya daerah dan konservasi Payangka yang memiliki nilai ekonomis dan ekotourism," tutupnya.

Pewarta : Martsindy Rasuh
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024