Manado, 2/8 (Antara) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkomitmen untuk membenahi tata niaga pangan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Tata niaga pangan sangat penting, sehingga meminimalisir terjadinya kenaikan maupun penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok secara signifikan dan berdampak pada inflasi," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Soekowardojo di Manado, Rabu.

TPID baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Sulawesi Utara telah terlibat aktif dalam rangkaian kegiatan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2017.

Berdasarkan hasil rakornas tersebut, katanya, TPID di wilayah Sulut berkomitmen untuk melakukan percepatan pembenahan efisiensi tata niaga pangan melalui penguatan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi digital, sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia.

Berbagai risiko dan tantangan masih mengemuka dalam pencapaian sasaran inflasi Sulut 2017.

Risiko tersebut antara lain potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji, serta risiko gangguan pasokan komoditas strategis akibat kondisi cuaca di akhir tahun.

TPID akan memfokuskan kegiatan pengendalian inflasinya untuk meminimalisasi risiko-risiko tersebut melalui koordinasi intensif antarwilayah di Sulut.

Dengan memperhatikan perkembangan terkini, Bank Indonesia memandang bahwa pencapaian inflasi sampai dengan Juli 2017 masih sejalan dengan pencapaian target inflasi Sulut 2017 yaitu 4�1 persen (yoy). ***3***



(T.KR-NCY/B/M029/M029) 02-08-2017 09:35:57

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024