Oleh Karel A Polakitan

Manado, 1/8 (Antara) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meningkatkan kapasitas petani dalam memahami fenomena iklim untuk diterapkan pada saat bercocok tanam.

"Pemahaman fenomena iklim dilakukan melalui sekolah lapang iklim atau SLI, yang pendekatannya belajar sambil bekerja," kata Deputi Bidang Klimatologi Mulyono R Prabowo pada penutupan SLI di Kabupaten Minahasa, Selasa.

SLI ini, kata dia, merupakan kegiatan kerja sama antara BMKG dengan Dinas Pertanian untuk menjembatani informasi iklim dari BMKG sebagai penyedia dengan petani sebagai pengguna.

"Kegiatan ini melibatkan secara penuh para penyuluh pertanian sebagai mediator/interface antara informasi iklim dan petani," katanya.

Sejauh ini, lanjut dia, pelaksanaan SLI sebagai proses pembelajaran telah terbukti sukses meningkatkan penggunaan informasi iklim oleh petani dan di beberapa tempat secara positif meningkatkan produktivitas lahan tanam.

"Kami berharap petani yang mengikuti program ini semakin memahami masalah iklim dan dampaknya serta mampu mempraktekkannya untuk kemajuan bangsa," ajaknya.

Kepala Stasiun Klimatologi Kabupaten Minahasa Utara Jhon J Haurisa menjelaskan, sebanyak 25 orang mengikuti SLI tahap III di Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa.

"Padi varitas lokal Serayu yang ditanam lebih dari tiga bulan mampu menghasilkan rata-rata sebesar 4,2 4,4 ton per hektare," katanya.

Dia berharap, SLI di Kabupaten Minahasa tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi lebih jauh meningkatkan pemahaman petani mengenai iklim.

"BMKG memberikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut menyukseskan SLI tahap III ini. Dari 25 petani yang mengikuti program ini diharapkan menularkanya kepada petani lainnya," harapnya.***4***





(T.K011/B/G004/G004) 01-08-2017 18:52:53

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024