Manado, 26/7 (Antara) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) memastikan bahwa tidak ada beras oplosan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Saya pastikan tidak ada beras oplosan, karena kami telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke semua distributor dan pedagang pengumpul di Sulut," kata kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulut Hanny Wajong di Manado, Rabu.

Dia mengatakan pihaknya akan memperketat pengawasan dan pemantauan agar tidak ada yang melakukan pelanggaran dalam mendistribusikan kebutuhan pokok yang satu ini.

"Dari pengawasan yang kami lakukan, di beberapa distributor dan gudang beras tidak ditemukan beras oplosan," jelasnya.

Ia mengatakan beras oplosan sangat tidak baik untuk kesehatan karena mereka menggunakan bahan tertentu sehingga beras menjadi putih dan mengkilap.

Sehingga, katanya, pengusaha yang tidak bertanggung jawab tersebut akan menjual dengan harga lebih tinggi.

Diharapkannya agar masyarakat lebih teliti dalam membeli beras.

"Disarankan agar teliti, jangan mudah tergiur dengan harga yang murah," jelasnya.

Pemerintah menentukan harga jual gabah dari petani melalui Permendag No 47/M-Dag/Per/7/2017 tentang perubahan atas Mendag no 27 tentang penetapan harga acuan pembelian di petani dan penjualan di konsumen yakni harganya Rp 3.700/kilogram gabah giling.

Aturan ini pun dibuat dengan maksud agar penghasilan petani, penggiling kecil, penggiling menengah bisa menikmati hasil kerja dengan adil.

Saat ini harga beras di sentra perdagangan Kota Manado dan sekitarnya dikisaran Rp8 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram. ***3***

(T.KR-NCY/B/B012/B012) 26-07-2017 11:39:20

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024