Manado, (AntaraSulut) - Kepala Biro Ekonomi dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Utara Frangky Manumpil menegaskan bahwa pengurangan kuota bahan bakar premium dan digantikan bahan bakar jenis pertalite tidak menimbulkan gejolak di daerah. 

"Sepanjang bahan bakar pengganti itu tersedia dan mencukupi, tidak akan menimbulkan gejolak," ujarnya kepada wartawan di Manado, Kamis (20/7).

Menurutnya, yang paling penting adalah Pertamina menjamin ketersediaan pasokan pertalite setelah kuota premium mulai dikurangi. "Menurut saya yang paling penting adalah tersedia dulu bahan bakarnya dan kuota yang disediakan mencukupi kebutuhan di daerah," kata Manumpil. 

Ia menegaskan, kebijakan pemerintah menghilangkan subsidi premium harus didukung karena melalui pertimbangan matang. "Apabila memang nantinya premium tidak diproduksi, maka yang harus dilakukan pertamina adalah bagaimana memastikan ketersediaan dan kecukupan bahan bakar. Itu yang paling penting. Pertalite juga nantinya akan menjadi salah satu bahan bakar alternatif," katanya menambahkan. 

Respon positif konsumen atas kehadiran bahan bakar minyak jenis pertalite dibenarkan Alfian, petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Wanea, Kota Manado. "Pasokan pertalite sebanyak 24 kiloliter pasti akan habis digunakan konsumen. Kecenderungannya memang seperti saat ini," ujarnya. 

Bila dibandingkan dengan kuota premium di SPBU Wanea, premium sudah mentok pada delapan kiloliter setiap harinya, sementara pertalite bisa mencapai 16-24 kiloliter. 

"Harganya pertalite memang lebih mahal dibandingkan dengan premium. Pertalite dibanderol seharga Rp7.700 per liternya sementara premium Rp6.450 per liternya," jelasnya. 

Walaupun terjadi selisih harga sebesar Rp1.250 per liternya, konsumen masih mencarinya. "Yang saya dengar, penggunaan pertalite akan meningkatkan performa mesin karena pembakarannya lebih baik. Pertalite angka oktannya 90, sementara premium angka oktannya 88," sebut Alfian. 

Performa mesin kendaraan yang lebih baik ketika menggunakan pertalite juga dirasakan Suratman, warga Kelurahan Dendengan Dalam, Kota Manado. 

"Selisih harga bagi saya tidak jadi soal asalkan diganjar dengan performa mesin yang lebih baik. Pertalite mampu menjawab hal itu," ujarnya. 

Selain performa mesin yang lebih bertenaga, kata dia, tekstur pertalite lebih halus dibandingkan dengan premium. Bahkan, kata dia, pembakarannya lebih baik dan tidak meninggalkan arang. 

"Sekali lagi performanya lebih baik bahkan mesin menjadi lebih awet," katanya. 

Allan Watulingas, teknisi salah satu produsen kendaraan mengatakan, bila dibandingkan dengan premium, proses pembakaran menggunakan bahan bakar pertalite jauh lebih cepat ketimbang premium. 

Menggunakan premium, kata dia, banyak menyisakan sisa-sisa pembakaran sehingga menjadi kotoran. 

"Plak atau arang yang tertinggal pada piston akan banyak dijumpai bila menggunakan premium," ujarnya. 

Karena itu dia menyarankan kepada konsumen untuk menggunakan bahan bakar pertalite yang memiliki angka oktan 90 itu. 

"Mesinnya lebih awet, konsumen juga akan mendapatkan performa mesin yang lebih maksimal serta irit," ujarnya.* 

Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024