Beijing, 13/5 (Antara) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menawarkan dua proyek pelabuhan ke investor Tiongkok yakni Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara dan  Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara,   senilai 20-25 miliar dolar AS.

"Kami ingin kerja samakan dua pelabuhan itu dengan Tiongkok," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Beijing, Sabtu.
        
Menurut dia, kerja sama tersebut tidak sebatas proyek infrastruktur pembangunan pelabuhan, melainkan juga sarana penunjang lainnya.
        
"Ada juga kereta api di pelabuhan yang kami tawarkan," kata Menhub yang datang ke Beijing untuk mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Kerja Sama Internasional "One Belt, One Road" (OBOR) itu.
        
Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Bitung bersama Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, ditetapkan sebagai "hub" transportasi laut internasional.
        
Pelabuhan Tanjung Priok sudah lama beroperasi, sedangkan proyek pembangunan dua pelabuhan lainnya berjalan secara bertahap.
        
Proyek pembangunan tahap pertama Pelabuhan Kuala Tanjung sudah rampung, tahap kedua diperkirakan rampung pada 2019, dan tahap ketiga pada 2021.
        
Sementara untuk Pelabuhan Bitung, pembangunan tahap pertama diperkirakan selesai pada 2019.
        
"Kami harapkan ada investor asing yang masuk. Apalagi konsep konektivitas internasional China cukup bagus," kata Budi Karya, menambahkan.
        
Ia juga berharap pemerintah Tiongkok dapat bekerja sama dalam proyek pembangunan kedua pelabuhan tersebut.
        
Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan pemerintah Filipina untuk mengoperasikan kapal jenis "roll on-roll off" rute Davao-Bitung.
        
Dalam kesempatan itu, Menhub juga menjelaskan bahwa proyek pembangunan "mass rapid transit" (MRT) ruas jalur Balaraja-Cikarang sepanjang 80 kilometer akan ditenderkan tahun depan.

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024