Manado, (Antarasulut) - Tarian kabasaran, hadrah dan barongsai, ikut mewarnai pelaksanaan festival ogoh ogoh yang dilaksanakan di Kota Manado, Senin sore.

"Keikutsertaan tarian kabasaran, hadrah dan barongsai adalah simbol kerukunan dan saling menghargai sesama umat beragama di Manado," kata Sekretaris Daerah Kota Manado, Rum Usulu, di Manado, Senin.

Dia mengatakan, keikutsertaan hadrah, barongsai dan kabasaran dalam pelaksanaan festival ogoh ogoh tersebut, pun diharapkan tidak mengurangi makna festival dalam rangka upacara keagamaan tersebut.

Menurut Usulu, pemerintah kota Manado, berharap dengan kebersamaan dalam pelaksanaan festival tersebut, kerukunan dan rasa saling menghargai serta menghormati antara sesama umat beragama di Manado tetap terjaga.

"Kita adalah masyarakat yang majemuk dan toleransi serta kerukunan antar umat beragama di Manado dan Sulawesi Utara para umumnya, selalu menjadi simbol dan percontohan bagi daerah lain di Indonesia, karena itu, keikutsertaan ini diterima dengan rasa persaudaraan yang tinggi," katanya.

Ketua panitia pelaksana hari raya Nyepi tahun baru saka 1939, Kolonel Inf. Putra Widiastawa, mengatakan, saat ini persatuan dan kesatuan negara sedang diuji dengan berbagai potensi ancaman yang ingin memecah belah.

"Karena itu, kami mengimbau kepada semua umat dan masyarakat untuk selalu menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama dan umat beragama," katanya.

Sebagai bentuk menjaga persatuan dan kesatuan, kata Putra Widiastawa, umat Hindu sudah melaksanakan berbagai kegiatan untuk menyambut hari raya, seperti pemeriksaan kesehatan, penyerahan sumbangan kepada saudara yang terkena bencana didukung para sponsor.

Dengan adanya keikutsertaan barongsai, hadrah dan kabasaran, kata Putra diharapkan dapat semakin mengeratkan persatuan dan kesatuan serta rasa saling menghomarti dan menghargai antara sesama umat beragama di Manado. ***4***



(T.KR-JHB/B/G004/G004) 27-03-2017 23:19:23

Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024