Manado, (Antara) - Bandara Sam Ratulangi (Samrat) akan bersaing dalam hal pelayanan dengan 48 bandara sejumlah negara di dunia.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Samrat Manado Nugroho Jati di Manado, Senin mengatakan bahwa tahun 2017 menjadi tahun pelayanan bagi Bandara Sam Ratulangi Manado, dimana untuk pertama kalinya pelayanan di bandara akan dinilai secara internasional oleh Airport Council International (ACI) dengan metode survei kepada penumpang.�

"Bandara Sam Ratulangi Manado akan bersaing dengan 48 negara di dunia untuk kategori bandara 2 sampai 5 juta penumpang per tahun," kata Nugroho di Manado, Senin.

Dia mengatakan ini adalah langkah besar, bagaimanapun hasilnya nanti akan menjadi modal berharga karena kami tahu posisi kami dilihat dari sudut pandang pengguna jasa.

Survey ACI akan dilaksanakan setiap bulan selama setahun dengan periode pengumuman skor setiap triwulan.

"Sebelumnya kami telah self assesment dan mendapatkan skor 4,07, sementara target kami adalah 4,24 dari 5 Skala Likert. Sehingga masih ada gap, namun kami memandang ini sebagai room to improvement atas pelayanan yang kami berikan," jelasnya.

Terkait dengan fasilitas bandara, Nugroho menyampaikan bahwa dengan naiknya Passenger Service Charge (PSC) maka pihaknya harus mengembalikan hal tersebut kepada penumpang melalui perbaikan layanan dan fasilitas. Kini, di Bandara Sam Ratulangi Manado telah tersedia reading corner dan rencana beautifikasi terminal.

"Ini akan menjadi tahun yang menantang karena selain akan membongkar beberapa titik di terminal untuk dipercantik menjadi area komersial dan ruang tunggu, kami juga harus memastikan operasional tidak terganggu, dapat berjalan baik dan lancar," jelasnya.

Agenda besar tahun 2017 lainnya adalah pekerjaan perkuatan landasan atau overlay.

"Sementara ini kami sampaikan bahwa untuk perpanjangan landasan belum menjadi agenda karena dengan landasan eksisting, masih mencukupi untuk kebutuhan operasional penerbangan. Yang diperlukan adalah penguatannya dan sudah tertampung dalam RKAP Tahun 2017. Mohon doa dan dukungan agar semua berjalan lancar," ucapnya.

Secara global, menurutnya, industri penerbangan masih akan menunjukkan pertumbuhan yang atraktif.

"Market di Indonesia masih menjanjikan, terutama didukung beberapa faktor yakni pertambahan jumlah penumpang, pertumbuhan ekonomi, populasi, dan letak geografisnya," katanya.

Konektivitas masih menjadi kunci, katanya, dimana kemudahan perpindahan orang dan barang merupakan komoditas untuk era serba cepat seperti saat ini.

Data dari IATA bahkan menyebut sektor pariwisata melalui transportasi udara, secara global diperkirakan tumbuh sebesar 5,1 persen menjadi 681 miliar dollar AS di Tahun 2017 ini.

"Jadi tentu saja kami optimis menyambut tahun 2017 dengan bekerja lebih keras lagi," pungkasnya.***1***



(T.KR-NCY/B/G004/G004) 20-02-2017 23:11:28

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024