Manado, (Antara) - Bandara Sam Ratulangi (Sanrat) Manado menargetkan akan masuk 20 besar band udara terbaik di Asia.

"Bandara samrat menetapkan diri menjadi Business and Leisure Airport dengan peringkat 17 di Asia untuk bandara dengan kelas 2-5 juta penumpang/tahun. Hal tersebut menjadi visi yang direncanakan tercapai di Tahun 2020," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Samrat Manado Nugroho Jati di Manado, Kamis.

Untuk mewujudkannya, kata Nugroho, manajemen telah merumuskan sasaran strategis, yang diantaranya adalah peningkatan nilai Customer Satisfaction Index (CSI) dari 4,16 di tahun 2016 menjadi 4,48 dari 5 Skala Likert di Tahun 2020.

"Kami bersyukur hal tersebut telah terlewati karena nilai CSI kami di Tahun 2016 adalah 4,19. Jadi kami optimis saat ini berada di jalur yang tepat sesuai apa yang direncanakan,� ujar Nugroho.

Selain peningkatan nilai CSI, katanya, sasaran lain yang hendak dicapai di jangka menengah adalah mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen kelas dunia secara holistik sebelum akhir Tahun 2018 melalui pengelolaan SDM, Information Communication Technology (ICT), operation excellence melalui pemenuhan segala ketentuan pada hal-hal yang sifatnya basic operation untuk memberikan pelayanan yang prima atau service excellence.

Kepedulian pada lingkungan juga, katanya, tak luput dari perhatian dimana pihaknya juga menetapkan untuk menerapkan konsep green airport dan program Corporate Social Responsibility (CSR) berjalan efektif sebelum akhir Tahun 2018.

"Namun tentunya sebagai BUMN yang berorientasi profit, peningkatan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan CSI, efisiensi biaya serta memperbaiki operating ratio juga menjadi prioritas dalam sasaran," ujar dia.

Workshop Pemangku Kepentingan Umum (PKU) digelar karena saat ini PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sam Ratulangi Manado tengah menyusun suatu Rencana Jangka Panjang Bandara (RJPB) yang selaras dengan Rencana Jangka Panjang (RJP) Perusahaan. RJPB bertujuan untuk menetapkan arah bandara di masa mendatang serta sasaran strategis dalam 5 (lima) tahun kedepan (2016-2020).

Tentunya untuk mencapai strategi tersebut, kami memerlukan dukungan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan.

Bukan hanya untuk bandara tapi lebih luas lagi untuk kemajuan Provinsi Sulawesi Utara dengan bandara sebagai wajah terdepannya. Oleh karena itu, Bandara Sam Ratulangi Manado merasa perlu untuk melakukan sosialisasi melalui workshop ini.

"Tujuannya adalah untuk menangkap peran dan dukungan dari masing-masing pemangku kepentingan terhadap penerapan RJPB Bandara Sam Ratulangi Manado,� jelas Jati.

Indra Susanto dari Prosval Consulting yang menjadi narasumber dalam workshop tersebut juga menegaskan bahwa diskusi bersama para pemangku kepentingan menjadi hal yang penting guna menggali insight mengenai manfaat, isu, tantangan, harapan hingga dukungan terhadap keberadaan bandara.

Seluruh informasi tersebut akan diakumulasikan menjadi beragam solusi untuk menyempurnakan RJPB dan implementasinya, ujar Indra.

Dalam workshop yang berlangsung selama satu hari tersebut dihadiri oleh para Pemangku Kepentingan Umum (PKU) Bandara Sam Ratulangi Manado, yakni instansi pemerintah, TNI/Polri, airline/maskapai penerbangan, tenant/konsiesioner, otoritas bandara, Airnav, Customs Immigration Quarantine (CIQ), Satgas pariwisata, PHRI/ASITA, operator transportasi darat, cargo service, ground handling, DPPU, dan anak perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero).***1***



(T.KR-NCY/C/A029/A029) 27-10-2016 23:19:28

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024