Oleh Rebi A Barahama (GenBI Sulut)

Rica (Cabai atau cabai merah atau chili) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. .( https://id.wikipedia.org/wiki/Cabai)

Dari pengertian diatas ternyata keberadaan rica (cabai) itu sangatlah penting karena, dalam setiap pembuatan makanan pasti salah satu bahan yang paling penting dibutuhkan adalah rica (cabai) sebagai penguat rasa dalam sebuah masakan, rasa pedas yang ditimbulkan rica membuat orang menjadi tertarik untuk makan.

Rica (cabai) tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, tapi juga dibutuhkan oleh sektor-sektor usaha  seperti sektor usaha restoran, Rumah Makan, kantin dll.

Di Sulawesi Utara sendiri kebutuhan akan rica (cabai) sangat tinggi, masyarakat Kota Manado akan sulit mengkonsumsi makanan jika tidak menggunakan produk tersebut.

Menurut Ramadhan warga Kota Manado bahwa dirinya sangat sulit makan jika tanpa cabai. “Saya tidak bisa makan makanan yang tidak memakai rica (cabai) karena makanan akan terasa hambar dan sulit untuk ditelan,” kata Ramadhan.

Hal senada juga dikatakan Jelfits Warga Kelurahan Tikala Kota Manado) rica itu sebagai pembangkit selera makan dan penguat rasa.

Selain kebutuhan masyarakat Kota Manado terhadap rica itu tinggi, ternyata hampir di setiap sudut Kota Manado juga terdapat banyak sekali usaha-usaha restoran, rumah makan, kantin dll.  Nah, tentunya dengan keberadaan usaha-usaha tersebut justru kebutuhan rica jauh lebih tanggi dari yang masyarakat butuhkan sekedar memenuhi kebetuhan sehari-hari.

Melihat dari tingginya kebutuhan masyarakat dan dunia usaha di Kota Manado terhadap rica (cabai) apalagi menjelang bulan Ramadhan secara otomatis akan terjadi peningkatan daya beli konsumen pada setiap pasar tradisonal, biasanya dari tahun ke tahun setiap kali mengahadapi bulan Ramadhan akan terjadi kelangkaan rica, karena tingginya daya beli, namun kurangnya ketersediaan rica dipasar tradisional. Hal ini akan memicu terjadinya kenaikan harga rica yang sulit terkendali, seperti pengalaman beberapa tahun lalu haraga rica di pasar tradisional Bersehati Kota Manado sempat mencapai angka Rp150ribu per kilogram saat menghadapi hari raya keagamaan.

Harga ini bagi sebagian kalangan masyarakat Kota Manado masih tergolong sangat mahal. Atau dengan kata lain akan terjadi inflasi terhadap harga rica.

Bila masalah-masalah ini tidak disikapi secara serius oleh pemerintah Kota Manado maka inflasi tersebut akan terjadi secara terus menerus dan hal ini tentunya akan sangat berdampak pada perekonomian yang ada di Kota Manado.

Menurut Kepala Tim Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Lukman Hakim  inflasi tidak selamanya berdampak buruk bagi suatu perekonomian selama masih terkendali pada level rendah dan stabil. Dari pendapat tersebut ternyata masalah infalsi ini harus dikendalikan.

Untuk mengendalikan masalah inflasi pemerintah melaui Tim Pengendalian Inflasi Daerah mempunyai peran dalam melakukan tugas tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam menurunkan inflasi atau yang dikenal dengan istilah 4 K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, Komunikasi yang efektif untuk mengarahkan espektasi inflasi).

Apabila dilihat dari langkah-langah tersebut maka dapat dikatakan bahwa Tim Pengedalian Inflasi Daerah mempuyai tugas dan peran yang sngat penting dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan-kebutuhan pokok di pasar tradisional. Apalgi menjelang bulan ramadhan, maka TPID harus bekerja keras untuk memantau kestabilan harga dan menjaimn ketersediaan kebutuhan pokok dipasar salah satunya adalah rica.

Selain TPID yang berperan dalam mengendalikan inflasi, ternyata masyarakat pun bisa mengambil peranan dalam hal tersebut seperti menjga ketersediaan rica melalui menanam rica di pekarangan rumah untuk kebuutuhan sehari-hari, karena kenyataanya pasokan rica di Kota Manado masih sangat bergantung pada pasokan rica dari Gorontalo.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Peter Jacobs mengatakan salah satu yang akan dilakukan adalah menggalakan “Gerakan Rica Rumah” dimana disetiap rumah warga Kota Manado akan ditanami dengan rica untuk mencegah inflasi terhadap harga rica dan meminimalisir ketergantungan terhadap pasokan rica dari daerah lain.

Jelang Ramadhan pemerintah dan TPID Sulut serta di Kabupaten kota harus lebih intens dalam berkoordinasi sehingga peningkatan harga cabai yang cukup tinggi jelang Ramadhan seperti tahun-tahun sebelumnya tidak akan terjadi di tahun ini. Serta pasokan, stok dan distribusi kebutuhan pokok tersebut, harap terus dijaga kelancarannya, karena akan memberikan dampak yang cukup signifikan pada inflasi daerah.


Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024