Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang dapat diakibatkan oleh cuaca ekstrem.

"BMKG mengeluarkan imbauan kewaspadaan cuaca ekstrem hingga 7 Oktober 2025," kata Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulang Manado, Dhira Utama di Manado, Senin.

Dhira menjelaskan, berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer, BMKG memantau berbagai fenomena yang memengaruhi cuaca di wilayah Sulawesi Utara.

Di antaranya suhu muka laut lebih hangat dibanding normalnya, nilai anomali 'Outgoing Longwave Radiation' (OLR ) menunjukkan anomali negatif.

Selain itu, terbentuknya belokan angin (shearline) dan konvergensi akibat pertumbuhan tekanan udara rendah di Samudera Pasifik Barat.

Berikutnya, kelembaban udara basah di setiap lapisan dan tingginya indeks labilitas atmosfer yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif.

"Kombinasi dari fenomena-fenomena tersebut membentuk kondisi atmosfer yang diprediksi mendukung terjadinya hujan dengan akumulasi harian tertinggi dan angin kencang dalam satu di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud," kata Dhira menjelaskan.

Karena itu, dia mengimbau masyarakat dan pemerintah di Sulawesi Utara meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap peningkatan curah hujan dan angin kencang.

Hal ini sebagai tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi (genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang) terlebih khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir.

Dia berharap, warga dan pemerintah terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca dari BMKG Sam Ratulangi Manado, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kelurahan di seluruh wilayah Sulawesi Utara melalui https://cuaca.bmkg.go.id serta kanal-kanal informasi lainnya.


Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2025