Manado, 10/2 (Antara) - Pejabat Bank Mandiri mengatakan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) harus mendorong industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah baik petani maupun pelaku usaha itu sendiri.

"Sulut perlu industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah, karena otomatis akan berdampak pada perekonomian," kata Head of Industry and Regional Research PT Bank Mandiri Tbk Dendi Ramdani pada focus group discussion�(FGD) bertajuk peran perbankan untuk mendukung potensi strategis Sulut, di Hotel Aston Manado, Rabu.

Dia mengatakan guna mendorong industrialisasinya maka perlu dimulai dari investasi infrastruktur, pembenahan persoalan pariwisata, hingga peningkatan produktivitas secara umum.

"Sulut bisa melakukan diversifikasi industrinya, terutama sektor perkelapaan yang dinilai masih minim, selain itu juga pariwisata," katanya.

Perbankan, katanya, sudah cukup mendukng terlihat pada non performing loan (NPL) dan loan deposit rasio (LDR) perbankan Sulut yang sudah berada di atas rata-rata nasional.

Memang diakui perekonomian secara nasional memang turun terus karena masih tergantung pada komoditas.

"Sulut juga masih tergantung pada komoditas kelapa yang indiatrualisasinya masih sangat minim," katanya.

Untuk mendorong komoditas ini menjadi lebih bernilai tambah maka perlu dilakukan induatrialisasi.

Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulut Daniel Pesik mengatakan diversifikasi komoditas kelapa masih sangat sedikit.

"Diperkirakan diversifikasi produk turunan kelapa di sulut masih di bawah 50 jenis, padahal kalau dioptimalkan mampu mencapai ratusan item," jelasnya.

Dia mengatakan jika industrialisasi produk turunan kelapa ditingkatkan maka akan mampu memberikan nilai tambah yang besar.***3***

(T.KR-NCY/B/G004/G004) 10-02-2016 21:51:06

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024