Manado, (ANTARA Sulut) - Pernak-pernik untuk perayaan Imlek terjual laris di sentra perdagangan Kota Manado karena warga keturunan Tionghoa mulai memburu barang-barang itu.

"Jelang perayaan tahun baru Imlek tahun ini, warga Tionghoa mulai memburu pernak-pernik yakni kue keranjang, lampion, pohon imlek, dan kartu ucapan," kata Yatti (45), pedagang di Pasar 45 Manado, Kamis.

Dia mengatakan para pembeli masih tetap mencari kue keranjang dan kue-kue kering jelang Imlek ini karena kue itu sudah menjadi tradisi di hari Imlek.

Omzet penjualan kue pada hari-hari menjelang Imlek bisa mencapai ratusan ribu per hari, katanya, meski terjadi peningkatan pembelian, dia tetap menetapkan harga yang sama seperti hari-hari biasa.

Pernak-pernik juga tak luput dari daftar belanja Imlek, dikarenakan menjelang imlek biasanya masyarakat keturunan Thionghoa menghiasi rumah dengan pernak pernik Imlek.

Selain di Pasar 45 Kota Manado juga di swalayan-swalayan yang ada di Kota Manado menjual pernak-pernik Imlek dari yang paling murah sampai untuk warga kelas menengah ke atas.

Beberapa hari ini sejumlah pedagang mengaku dapat meraup keuntungan berlipat dari penjualan pernak pernik hiasan Imlek.

Beraneka macam bentuk perhiasan dan gantungan khas Imlek dijual di sentra perdagangan Kota Manado ini.

Harga yang ditawarkan para pedagang hiasan Imlek ini bervariasi. Lampion merah ini, misalnya untuk ukuran yang kecil dijual dengan harga Rp50 ribu per buah sedangkan yang ukuran besar bisa mencapai harga Rp60 ribu per buah.

Hiasan lampu yang berukuran besar dijual dengan harga Rp70 ribu dan paling laku dijual. Begitu pula dengan patung dewa uang, meski harganya mahal mencapai ratusan ribu per buah tetapi masih banyak yang membelinya.

Selain itu tulisan yang berarti keberuntungan adalah salah satu pernak pernik hiasan Imlek yang juga laris diburu warga Tionghoa. Kartu ucapan Imlek dan kantung ampau warna merah juga laris.

Koko (25) warga Manado yang merayakan Imlek mengatakan dirinya sudah membeli pernak-pernik Imlek sejak pekan lalu, karena selain harganya masih lebih murah, juga bebas memilih.

"Kalau nanti beli pas dekat hari H, harga sudah lebih mahal dan orang-orang berdesakan di pusat kota, karena banyak yang ada di kabupaten dan desa-desa datang Manado untuk belanja," jelasnya.

Kim (38) pembeli asal Teling Manado mengatakan, banyak warga keturunan Tionghoa membeli lampion dan angpao untuk keperluan hari raya Imlek yang beberapa hari lagi akan dirayakan.

"Setiap tahun saya selalu membeli angpao untuk keperluan hari raya Imlek dan lampion untuk dipasang di rumah agar lebih semarak dan lebih terasa perayaan Imleknya," ungkapnya.
guntur@antarasulut.com

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024