Manado, 16/1 (Antara) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan akan ada tenaga profesional di Pasar Modal dari Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Saat ini ada seleksi tenaga profesional pasar modal dan saya berharap yang nantinya lolos seleksi ada dari Provinsi Sulut," kata Kepala BEI Perwakilan Sulut Fonny The di Manado, Sabtu.

Fonny mengatakan saat ini ada sebanyak 4.200 peserta ujian di seluruh Indonesia dan dari Sulut sendiri ada 13 orang yang lolos mengikuti ujian tapi sayang sekali yang datang hanya sembilan orang.

"Namun saya berharap ada dari Sulut yang masuk pasar modal, dari sembilan peserta ujian ini, hampir semua terwakili dari semua universitas yang ada di Sulut," jelasnya.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2013, baru
sekitar seperlima penduduk Indonesia atau 21,84 persen atau yang memiliki kategori well literate atau melek pengetahuan keuangan.

Tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan tingkat utilitas produk pasar modal sendiri tercatat masih jauh tertinggal jika dibandingkan
dengan lima industri jasa keuangan lainnya di Indonesia.

Oleh karena itu, selain harus masif melakukan sosialisasi dan edukasi melalui serangkaian
program kepada masyarakat, pasar modal Indonesia juga dituntut harus memiliki tenaga profesional yang kompeten, andal, dan mampu menjawab tantangan di masa depan.

Akan tetapi, katanya, sampai dengan saat ini jumlah tenaga profesional di industri pasar modal Indonesia yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan bisnis pasar modal masih minim.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan
Capital Market Professional-Development Program (CMP-DP).

Program ini telah diluncurkan
dalam pembukaan Investor Summit and Capital Market Expo 2015 pada 9 November 2015 lalu. Dengan dibukanya CMP-DP diharapkan dapat meningkatkan minat dan mengembangkan karir
profesional di industri pasar modal Indonesia khususnya di SRO.

CMP-DP telah disosialisasikan
melalui berbagai media publikasi dan bekerjasama dengan sejumlah Universitas di Indonesia. Program yang baru dilaksanakan pertama kali ini memiliki jumlah pelamar yang mencapai 4.200
orang dari seluruh Indonesia.

Seleksi tahap awal dilakukan dengan cara menggelar tes tertulis yang dilaksanakan serentak pada 16 Januari 2016 di 20 kota di Indonesia yakni Jakarta, Balikpapan, Aceh, Bandung, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Jambi, Jayapura, Lampung, Makassar, Manado, Medan, Padang, Palembang, Pontianak, Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Riau.

Calon kandidat yang lulus dalam tes tertulis akan mengikuti serangkaian tes lainnya sampai dengan terpilihnya sekitar 30 orang terbaik yang akan mengikuti 12 bulan program pengembangan dan enam bulan on the job training.

Nantinya setiap lulusan CMP-DP akan ditempatkan untuk bekerja di tiga lembaga self regulatory organization (SRO) dan afiliasinya.

"Dengan semakin banyaknya ketersediaan tenaga profesional di pasar modal, diharapkan dapat semakin menumbuhkembangkan industri pasar modal dalam beberapa tahun mendatang.
Sehingga mimpi pasar modal Indonesia untuk menjadi yang paling besar di kawasan Asia Tenggara maupun Asia dapat terwujud di masa depan," jelasnya.***3***


Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024