Manado, (AntaraSulut) - Penjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Soni Sumarsono mengatakan provinsi itu pantas mendapat penghargaan terkait toleransi antarumat beragama.

        "Tidak ada provinsi lain di Indonesia yang kebersamaan antarumat beragama sebaik Sulut," kata Sumarsono dalam sambutan peresmian dan pentahbisan Gereja Katolik Santa Maria Bintang Kejora Suluan, Paroki Bunda Hati Kudus Yesus Rumengkor di Minahasa, Sulut,  Minggu.

        Sumarsono mengatakan, setiap kali dirinya meresmikan suatu tempat ibadah, timbul rasa damai.

        "Saya senang meresmikan tempat ibadah apa saja, karena ada rasa damai disitu," kata Sumarsono.

        Karena itu, Sumarsono mengajak seluruh umat beragama di daerah ini, untuk selalu menjaga rasa damai, karena damai itu indah.

        Pembangunan tempat ibadah, kata Sumarsono, merupakan suatu tanggung jawab mulia, karena itu hendaknya umat beragama menjaga kesucian dengan merawat dan menumbuhkembangkan kebersamaan
   Dalam kesempatan tersebut, Sumarsono meminta masyarakat Sulut untuk tidak mudah terprovokasi menjelang pesta demokrasi serentak 9 Desember 2015.

        "Jangan sampai terhasut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, mari kita menyukseskan pesta demokrasi tersebut," kata Sumarsono.

        Gereja Katolik di Stasi Suluan tersebut ditahbiskan Uskup Manado Mgr Yosef Suwatan MSC yang dilanjutkan misa kudus,  dihadiri umat katolik dan undangan dari unsur pemerintah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga kepala desa sekitarnya.

        "Gereja hendaknya menjadi tempat bagi umat untuk membangun kehidupan beriman, saling meneguhkan dan bersekutu," kata Uskup Suwatan.

        Selesai misa, Gubernur Sumarsono bersama Uskup Manado diarak sepanjang jalan di desa tersebut dengan diiringi drum band Seminari Xaverius Kakaskasen, tarian kabasaran umat katolik Rumengkor serta musik bamboo.

        Selain itu menyaksikan tampilan budaya khas daerah berupa tarian maengket dan katrili SD Katolik Sta Theresia Rumengkor, tarian petani enau dan diakhiri tari selendang biru WKRI Rumengkor.

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024