Minahasa Tenggara, 27/11 (Antara) - Pengamat Ekonomi Sulawesi Utara Rita Lengkong meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara mencegah terjadinya penimbunan semen oleh pedagang.
"Pemkab harus melakukan pengawasan secepatnya, khususnya mengawasi jangan sampai ada penimbunan semen di Minahasa Tenggara," katanya di Ratahan, Jumat.
Rita menuturkan menjelang akhir tahun permintaan semen dipastikan akan mengalami peningkatan permintaan, khususnya untuk pembangunan proyek-proyek fisik milik pemerintah.
"Apalagi ini sudah mau habis tahun anggaran, pengerjaan proyek fisik dipercepat maka permintaan semen akan mengalami peningkatan sehingga ditakutkan situasi ini dimanfaatkan pedagang untuk melakukan penimbunan untuk menaikan harga sepihak," jelasnya.
Dirinya mencontohkan dampak adanya kelangkaan akibat dari penimbunan semen pada tahun 2015, sangat mempengaruhi pengerjaan proyek milik pemerintah.�
"Kalau kasus lalu, banyak proyek yang tidak tuntas bahkan sampai pada dampak terburuk yakni kwalitas pekerjaan menjadi tidak sesuai," tandasnya.
Sementara itu pihak Pemkab melalui Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pasar (Disperindagkop) Marie Makalow, pihaknya segera menurunkan tim pengawas ke sejumlah toko-toko bangunan untuk memeriksa ketersediaan stok semen.
"Kami akan menindaklanjuti jika ada kelangkaan semen dipasaran, dengan menurunkan tim pengawas untuk melakukan pemantauan ketersediaan semen," ujarnya.
Dirinya pun memintakan pengusaha bahan bangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara tidak melakukan penimbunan atau menaikan harga secara sepihak.
"Memang menjelang akhir tahun seperti saat ini ada peningkatan permintaan, tapi minta para pemilik toko bahan bangunan agar tak memanfaatkan kondisi ini dengan melakukan penimbunan untuk menaikan harga secara sepihak," tandasnya.***3***

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024