Manado, (AntaraSulut) - Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Daniel Kusumo mengatakan puncak musim hujan terjadi bulan Januari-Februari tahun 2016,

"BMKG memperkirakan hujan di wilayah Sulut dimulai dari bulan November. Indikasi ini terlihat di wilayah Kota Manado dan sekitarnya," kata Kusumo di Manado.

Dia menambahkan, puncak musim hujan yang berpeluang terjadi satu atau dua bulan ke depan harus disikapi dengan kewaspadaan serta melakukan langkah nyata menjaga kebersihan lingkungan.

Sebab menurut dia, hujan hanya sebagai salah satu pemantik bencana alam semisal banjir, di samping berapa sumber pendukung lainnya.

"Sumber-sumber pendukung lainnya yang dimaksudkan adalah kesiapan lahan, apakah ada daerah -daerah resapan, atau mungkin kondisi selokan atau saluran air mampet yang menyebabkan banjir. Hujan bukan sebab utama penyebab banjir," tandasnya.

Dia menambahkan, secara historis, BMKG Sulut mencatat 10 peringkat tertinggi curah hujan yang terjadi pada bulan Januari, selang tahun 1990-2009.

Secara berurutan, curah hujan tanggal 12 Januari 1995 (218 milimeter/hari), 10 Januari 2003 (184 milimeter/hari), 5 Januari 2007 (162 milimeter/hari), 26 Januari (151 milimeter/hari), serta 6 Januari 2002 (136 milimeter/hari).

Selanjutnya, pada 2 Januari 1999 (134 milimeter/hari), 1 Januari 2001 (113 milimeter/hari), 16 Januari 2009 (113 milimeter/hari), 13 Januari 1990 (110 milimeter/hari) dan 13 Januari 2006 (95 milimeter per hari).

"Bencana banjir yang menyebabkan kerugian miliaran rupiah pada 15 Januari 2014 lalu hanya 88 milimeter per hari. Artinya bahwa, curah hujan saat itu masih lebih kecil dibandingkan dengan curah hujan sebelum-sebelumnya, tetapi mampu menimbulkan daya rusak yang cukup besar," katanya.

Karena itu, kata dia, persiapan menjelang puncak musim hujan hendaknya dilakukan sejak sekarang dengan menggiatkan gerakan kebersihan saluran air ataupun selokan sehingga air tanpa hambatan mengalir ke sungai.***4***





(T.K011/B/G004/G004) 24-11-2015 20:03:04

Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024