Minahasa Tenggara, (ANTARA Sulut) - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Minahasa Tenggara Elly Sangian mengungkapkan sebanyak 11 hektare sawah yang masuk dalam program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) telah dilanda kekeringan.

"Lahan yang masuk program GPPTT ini akibat kemarau panjang sudah mengalami kekeringan, bahkan sudah dikategorikan gagal panen," kata Elly di Ratahan, Senin.

Menurut Elly, laporan kekeringan ini diperoleh berdasarkan laporan dari Balai Penyuluh Pertanian, peternakan dan Kehutanan (BP3K) di masing-masing kecamatan.

“Dan hal ini akan segera kita tindaklanjuti dengan turun langsung ke lapangan melihat kondisi yang ada,” ujarnya.

Sangian menambahkan, pihaknya akan mengambil beberapa langkah yang diperlukan berdasarkan hasil monitoring langsung di lapangan tersebut, termasuk dengan kemungkinan menggunakan sumur bor untuk mengatasi kekeringan.

“Kita tinggal melihat, kalau memungkinkan, akan kita pakai sumur bor sehingga padi yang sudah ditanam masih bisa bertumbuh dan tak akan gagal panen,” katanya.

Lanjut Elly, untuk tanaman padi sawah yang di Kecamatan lainnya masih aman, karena mendapatkan pengairan dari saluran irigasi.

“Yang dilanda kekeringan ini hanya sebagian kecil, karena luas tanam padi sawah dalam program GPPTT totalnya mencapai 1.500 hektare, dan hanya 11 hektare saja yang dilanda kekeringan atau hanya 0,6 persen saja,” tandasnya.

Pewarta : Arthur Karinda
Editor :
Copyright © ANTARA 2024