Manado, (ANTARA Sulut) - Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara mengingatkan nelayan di daerah tersebut untuk tidak melaut selama cuaca buruk.

"Tinggi gelombang di perairan Sulawesi berdasarkan laporan dari BMKG mencapai ketinggian 2-5 meter, dan itu berbahaya bagi nelayan," kata Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan, di Manado, 

Harley mengatakan, nelayan tradisional yang biasanya hanya menggunakan perahu pelang dengan mesin tempel atau ketinting, jangan melaut sampai ke perairan yang cukup jauh, karena cuaca bisa berubah ekstrim sewaktu-waktu.

Dia mengatakan, jangan sampai nelayan tradisional sudah jauh ke perairan bagian utara lalu terjebak cuaca buruk dan mengalami masalah di tengah laut, karena akan membahayakan keselamatan jiwa.

"Sebaiknya nelayan-nelayan tradisional memanfaatkan kesempatan untuk memperbaiki perahu dan alat-alat menangkap ikan, serta melakukan aktifitas lainnya seperti ke kebun bagi yang tinggal di pulau Bunaken, Manado Tua dan Siladen, sambil menunggu cuaca kembali bersahabat," katanya.

Dia mengatakan, para nelayan bisa membantu kelompok-kelompok pengolahan untuk sementara mengelola hasil tangkapannya menjadi ikan asap dan lainnya serta membantu pemasaran.

Harley mengatakan, bukan hanya bagi nelayan yang tinggal di tiga pulau itu saja, tetapi juga di pesisir Manado mulai dari Tongkaina, Meras, Molas, Tumumpa, Karangria, Sindulang, Sario sampai Malalayang harus memperhatikan hal tersebut.

Sebaiknya menunggu cuaca membaik katanya, baru melaut kecuali kelompok nelayan yang memiliki perahu besar atau kapal di atas tiga GT boleh melaut, tetapi itupun jangan terlalu jauh karena bisa dihantam gelombang tinggi.

Dia mengatakan, BMKG menyampaikan selain gelombang yang bisa naik sampai ketinggian tiga meter angin juga bertiup kencang dengan kecepatan 35 kilometer perjam, jadi sudah masuk dalam kategori bahaya.

Harley berharap masyarakat nelayan Manado dapat bersabar dan jika memang melaut sebaiknya tidak dalam radius jauh, di perairan Manado tidak usah keluar sampai ke antara pulau Manado Tua dan Siau atau ke Makalehi.***1***




Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024